kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketahui Perbedaan Bitcoin dan Ethereum Sebelum Mulai Investasi Kripto


Selasa, 02 Agustus 2022 / 16:47 WIB
Ketahui Perbedaan Bitcoin dan Ethereum Sebelum Mulai Investasi Kripto
ILUSTRASI.


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Saat ini, Bitcoin masih menduduki posisi aset kripto dengan nilai tertinggi dan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Diikuti dengan Ethereum di posisi kedua. Bitcoin dan Ethereum memiliki sejarah yang cukup panjang di ranah kripto. Walaupun sama-sama jadi aset digital favorit investor kripto, ada beberapa perbedaan Bitcoin dan Ethereum yang juga berpengaruh pada bagaimana cara menentukan nilai keduanya.

Awal Mula Bitcoin

Satoshi Nakamoto pertama kali merilis Bitcoin ke publik pada tahun 2009. Saat itu, Bitcoin diciptakan sebagai salah satu alternatif uang digital, dan tidak terikat pada satu institusi keuangan, perbankan, atau perantara tertentu.

Hal tersebut dilakukan agar nilai Bitcoin tidak mudah terpengaruh oleh kondisi ekonomi maupun politik di suatu negara. Harapannya, nilai Bitcoin bisa lebih stabil dibanding mata uang konvensional saat itu. Bitcoin juga bertujuan untuk membantu orang agar lebih mudah bertransaksi di dunia digital, dibanding menggunakan mata uang fiat seperti dolar atau rupiah.

Teknologi blockchain yang jadi dasar pengembangan Bitcoin, rupanya membuat banyak orang berpikir bahwa ada banyak peluang teknologi turunan yang bisa diciptakan dari sana untuk kehidupan sehari-hari. Sejak itulah, mulai banyak pemanfaatan Bitcoin untuk berbagai bidang.

Lahirnya Ethereum

Berbeda dengan blockchain yang diciptakan sebagai alternatif mata uang, pada tahun 2014 Vitalik Buterin menciptakan Ethereum untuk mendisrupsi sistem keuangan pada masa itu. Ethereum memanfaatkan blockchain sebagai dasar dari jaringan pembayaran tidak terpusat atau tanpa perantara yang dikenal dengan sebutan decentralized payment network. Jaringan blockchain Ethereum juga digunakan untuk menyimpan kode yang diperlukan dalam menjalankan kontrak dan aplikasi keuangan terdesentralisasi, dan tidak mudah dijebol.

Seiring waktu, teknologi milik Ethereum ini kemudian disebut sebagai smart contract. Kontrak pintar atau smart contract ini digunakan secara luas di berbagai industri, mulai dari gaming, investasi, NFT, hingga jual-beli properti.

Untuk dapat terus beroperasi, tentu Ethereum perlu sejumlah sumber daya dan dana. Pada tahun 2015, diluncurkanlah token Ether atau ETH. Ether kemudian jadi aset digital yang bisa diperjual-belikan, lalu sebagian dari hasilnya dapat digunakan untuk membiayai operasional Ethereum.

Apakah keduanya sama-sama punya suplai terbatas?

Dari perbedaan Bitcoin dan Ethereum berdasarkan fungsinya ini, bisa dilihat bahwa Bitcoin (BTC) adalah mata uang digital yang berdiri sendiri. Sementara itu, Ethereum adalah sebuah jaringan blockchain yang memiliki mata uang digital bernama Ether (ETH).

Perbedaan Bitcoin dan Ethereum lainnya terletak pada pasokan atau jumlah koin yang beredar. Jumlah Bitcoin dibatasi hingga 21 juta keping. Kalau semua Bitcoin sudah habis ditambang, maka tidak akan ada Bitcoin baru lagi yang dirilis. Sedangkan, Ethereum tidak membatasi secara spesifik pasokan aset digitalnya. Tapi, Ethereum memiliki batas maksimal 18 juta ETH saja yang diperedarkan setiap tahunnya.

Sejauh ini, nampaknya belum ada yang bisa menggeser posisi Bitcoin dan Ethereum sebagai dua aset digital terbesar di dunia. Perbedaan Bitcoin dan Ethereum yang tak kalah penting adalah dari segi harga. Saat artikel ini ditulis, 1 BTC diperdagangkan di kisaran Rp319 juta. Sementara itu, ETH diperjualbelikan di kisaran Rp22 juta.

Setelah memahami perbedaan Bitcoin dan Ethereum, mana aset kripto yang paling menarik bagi Anda untuk dijadikan pilhan aset investasi? Apapun pilihan Anda, selalu cari informasi dan kenali aset investasi pilihan Anda dengan baik dan bijaklah dalam berinvestasi. Jangan lupa, gunakan platform exchange yang legal dan terdaftar di Bappebti seperti Luno Indonesia.

Artikel ini hanya bertujuan untuk memberikan informasi tentang kripto, bukan rekomendasi ataupun ajakan investasi. Untuk mengambil keputusan terbaik dalam berinvestasi, harap lakukan riset yang mendalam sesuai kebutuhan Anda dan pahami risiko yang mungkin terjadi dalam investasi kripto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×