Reporter: Amalia Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping pada April mendatang, bisa menjadi kesempatan bagi harga gas alam terangkat dari kejatuhan tahun ini.
Menilik data dari Bloomberg Senin (18/3) pukul 13.00 WIB, harga gas alam untuk pengiriman April 2019 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) turun ke 0,39% ke level US$ 2,78 per mmbtu. Sebelumnya harga gas alam terpantau berada di US$ 2,80 per mmbtu.
Pada perdagangan minggu lalu, posisi harga gas alam sempat jatuh sebesar 2,10% dari US$ 2,86 per mmbtu ke level US$ 2,80 per mmbtu.
Bloomberg menyebut, masa penurunan harga gas alam ke titik terendah akan dimulai, sejak sektor ini mengalami penurunan nilai (value) tahun ini.
"Jika melihat pada fenomena Maret tahun lalu, hal yang sama terjadi, yaitu penurunan harga gas alam. Biasanya memasuki bulan ke enam atau Desember, permintaan akan kembali naik," kata Direktur Garuda Berjangka, Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (18/3).
Lebih lanjut, permintaan gas alam pun memang tersendat karena imbas perang dagang antara AS dengan China. Ibrahim berpendapat jika pertemuan Trump dengan Jinping pada April mendatang akan menjadi kunci bagi harga gas alam mengakhiri kelesuannya.
"Salah satu kesepakatan dagang yang dibicarakan antara China dan AS adalah, China akan membeli atau mengimpor gas alam tiga kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Ini bisa menjadi sentimen positif bagi harga gas alam," jelas Ibrahim.
Secara teknikal, harga gas alam berada di bawah MA 10, MA 50, dan MA 200. Lalu MACD di area 12,26 yang menunjukan sell. Sementara stochastic juga menunjukan sell di area 9,6. Sedangkan RSI menunjukan netral di angka 14. Ibrahim merekomendasikan sell untuk gas alam diproyeksi bergerak di kisaran US$ 2,77 per mmbtu - US$ 2,79 per mmbtu.
Sedangkan untuk sepekan, harga gas alam bisa bergerak di kisaran US$ 2,72 per mmbtu-US$ 2,81 per mmbtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News