Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) mengklaim tinggal selangkah lagi menyelesaikan ekspansi pembangunan mesin kertas atau Paper Machine 2 (PM 2). Gani Bustan, Direktur Utama KBRI mengatakan, pembangunan PM 2 yang sudah tertunda sejak tahun 2010 sudah mendekati 100%.
KBRI menargetkan akan melakukan ujicoba PM 2 di September 2014 mendatang. "Kapasitas produksi terpasang dari PM 2 adalah 150.000 ton per tahun," tulis Gani dalam jawaban atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia, Kamis (26/6).
Gani bilang, KBRI membutuhkan dana senilai US$ 45 juta untuk menyelesaikan pembangunan PM 2. Untuk menyelesaikan PM 2, KBRI telah menjalin kesepakatan dengan PT Gunung Gilead (GG) dan Financial Company Limited (FCL).
Kesepakatan itu terdiri dari empat poin, pertama, GG dan FCL memberikan jasa konsultasi teknik dalam rangka penyelesaian PM 2, salah satunya dengan menempatkan tenaga ahli hingga kerjasama berakhir.
Kedua, GG dan FCL membantu dalam hal pemasangan, uji coba operasi dan pengoperasian PM 2. Ketiga, GG dan FCL menyediakan pendanaan sampai dengan selesainya PM 2. Terkahir, ketiga pihak bertanggung jawab atas pemasaran hasil produksi PM 2.
Penyelesaian PM-2 sangat strategis untuk menentukan keberlangsungan usaha KBRI ke depannya. Apalagi, di kuartal I 2014, KBRI tidak mampu mencetak pendapatan sama sekali lantaran kegiatan produksi PM 1 dihentikan sementara.
Soalnya, KBRI ingin mengalihkan tenaga kerja untuk fokus mempersiapkan instalasi PM-2 agar dapat segera berproduksi. Setelah PM 2 berproduksi, KBRI berniat memperkuat pemasaran ekspor.
Saat ini, KBRI hanya mengekspor kertas yang diproduksinya ke Singapura. Rencananya, KBRI bakal melebarkan sayapnya ke kawasan Timur Tengah seperti Iran, Irak, dan Suriah. KBRI juga optimis bisa mengekspor kertas ke negara-negara Afrika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News