Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Produsen rokok PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) pada semester I-2014 mencatatkan penurunan penjualan sebesar 9,82% dibandingkan periode sama di tahun lalu. Penurunan tersebut akibat langkah kenaikan harga yang ditetapkan perseroan hingga 25%.
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2014, Wismilak mengantongi penjualan bersih sebesar Rp 733,99 miliar. Jumlah tersebut turun 9,82% dibandingkan semester I-2013 yang sebesar Rp 806.08 miliar.
Menurut Sekertaris Perusahaan Wismilak, Surjanto Yasaputera penurunan pendapatan itu diakibatkan oleh kenaikan harga ditetapkan manajemen tahun lalu. "Kami menetapkan kenaikan harga produk hingga 25%," jelasnya kepada KONTAN, Jumat (22/8).
Ia pun menerangkan, langkah kenaikan harga itu diambil perusahaan demi mengkontrol jumlah volume. "Tahun lalu produksi volume kami tak terkontrol sehingga volume yang dihasilkan pun banyak, jika kami tak mengerem produksi biaya cukai pun akan ikut naik," sambungnya.
Nah, untuk mengerem, akhirnya pada 2013 perseroan menetapkan menaikan harga produk hingga 25%. Sayangnya, Surjanto pun tak mengatakan lebih lanjut berapa volume rokok yang dihasilkan pada saat itu.
Meski mengalami penurunan pendapatan, Surjanto mengklaim, trend line Wismilak malah naik jika dibandingkan tahun lalu. "Kami memang terus menggenjot distribusi, promosi, dan marketing, sehingga bisa dipastikan tren tahun ini lebih baik dari tahun lalu," tuturnya.
Dengan begitu, dia optimistis jika sampai akhir tahun penjualannya akan lebih baik dibandingkan hasil semester I-2014.
Soal penetapan pemerintah yang mengharuskan pencantuman gambar seram di bungkus rokok, Surjanto belum bisa mengambil kesimpulan. "Yang pasti penjualan kami turun bukan karena hal itu," jelasnya.
Tapi menurutnya, memang ada penurunan saat pertama kali ditetapkan pada 24 Juni lalu tapi itu pun tak signifikan. Namun setelahnya, konsumsi rokok pun normal kembali hingga sekarang. Saat ini, produksi Wismilak pun masih disumbang besar oleh penjualan SKM (Sigaret Kretek Mesin) sebesar 75%, atau senilai Rp 528.77 miliar. Sedangkan sisanya, berasal dari SKT (Sigaret Kretek Tangan).
Di periode enam bulan pertama ini, tak hanya pendapatan saja yang mengalami penurunan. Tapi laba Wismilak pun mengalami hal yang sama. Terhitung hingga Juni 2014, laba komprehensif perseroan tercatat Rp 53.45 miliar atau turun 48,24% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang sebesar Rp 79.23 miliar.
Saat ini perusahaan hanya melayani penjualan kepada pihak ketiga yang sebesar Rp 740.84 miliar. Namun karena adanya retur penjualan yang naik 55,14% menjadi Rp 6.84 miliar membuat penjualan rokok Wismilak kurang maksimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News