Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
SYDNEY. Isu Iran kembali melemahkan harga minyak mentah. Koreksi berlanjut untuk hari kedua, setelah Iran setuju memberikan akses kepada inspekstur nuklir PBB. Harga minyak kian landai, akibat stok minyak mentah di AS meningkat.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman Juli melorot 60 sen ke level US$ 91,25 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan bergulir ke US$ 91,27 per barel pukul 10.55 waktu Sydney. Kemarin, kontrak yang sama terpapas 1,1% ke posisi US$ 91,85. Itu level penutupan terendah sejak 18 Mei.
Adapun, minyak Brent untuk penyelesaian Juli turun 0,8% menjadi US$ 107,60 per barel di bursa ICE Futures Europe, kemarin.
Akhirnya, inspektur atom PBB dan Iran memecahkan kebuntuan yang sudah terjadi selama lima tahun terakhir. Kemarin, Kepala International Atomic Energy Agency (IAEA) Yukiya Amano mengatakan, Iran sepakat memberikan IAEA akses ke kompleks militer Parchin. Ancaman sanksi terhadap Iran selama ini telah memanaskan harga minyak. Alhasil, kabar ini memicu turunnya harga.
Tak hanya itu, harga minyak juga melandai, setelah American Petroleum Institute melaporkan stok AS naik 1,5 juta barel pada pekan lalu.
Ric Spooner, analis pasar di CMC Markets menilai, langkah Iran itu berpotensi mengurangi risiko pasokan minyak. "Suplai memadai, sementara permintaan stabil bahkan cenderung lebih rendah," ujarnya di Sydney, hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News