kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepulan laba Gudang Garam paling pekat


Rabu, 02 November 2016 / 08:16 WIB
Kepulan laba Gudang Garam paling pekat


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Emiten rokok, PT Gudang Garam Tbk (GGRM), berhasil mencetak kinerja lebih baik dari pesaingnya. Pada kuartal III-2016, GGRM meraup pendapatan Rp 19,2 triliun atau naik 1,5% dibandingkan kuartal sebelumnya. Sedangkan laba bersih mencapai Rp 1,7 triliun, naik 46,8%.

Bila diakumulasikan, selama sembilan bulan tahun ini, laba bersih GGRM mencapai Rp 4,60 triliun, tumbuh 11,92% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Analis Daewoo Securities Dang Maulida mengatakan, kinerja kuartalan GRRM lebih menggembirakan ketimbang pesaing, yaitu HMSP yang pendapatannya turun 9,7% dan laba bersih turun 3,2% dibanding kuartal sebelumnya.

"Total volume penjualan GGRM turun 5,6% dibandingkan kuartal ketiga 2015. Kalau GGRM penurunannya lebih kecil," jelas Dang kepada KONTAN, Senin (1/11).

Selain itu, penjualan segmen sigaret kretek tangan (SKT) yang menyumbang 30% pendapatan HMSP, turun cukup dalam. Sedangkan pada GGRM, SKT cuma 10% dari total pendapatan, sehingga efek penurunan penjualan di segmen ini lebih kecil.

Dang memprediksi, GGRM masih bisa mencatatkan kinerja yang baik di kuartal IV-2016. Maklum, pendapatan masyarakat biasanya naik di kuartal IV, seiring pembagian bonus akhir tahun dan sebagainya. Dus, konsumsi masyarakat biasanya ikut naik. "Biasanya di kuartal IV penjualan lebih tinggi," kata Dang.

Kenaikan pendapatan masyarakat bisa ikut meningkatkan volume penjualan rokok. Sebab, perokok yang biasanya merokok tiga batang sehari, jadi bisa merokok hingga lima batang sehari. Apalagi, perokok baru juga bertambah.

Kontributor utama

Sementara analis CIMB Linda Lauwira dalam risetnya (31/10) menyebutkan, net profit GGRM berada di atas ekspekstasinya, yaitu 74% dari perkiraan setahun penuh di 2016. Segmen sigaret kretek mesin (SKM) masih menjadi kontributor utama yang menguatkan posisi GGRM. "SKM merupakan kontributor terbesar bagi GGRM, di mana porsinya mencapai 90% dari pendapatan pada kuartal III-2016," tulis Linda.

Adapun Analis Ciptadana Securities Syaiful Adrian dalam risetnya (31/10) menyebutkan, volume penjualan rokok nasional di kuartal tiga lalu turun sekitar 13,5% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Dalam periode tersebut, volume penjualan pesaing terdekat GGRM, yaitu HMSP, turun sekitar 12,2% dari kuartal sebelumnya.

Syaiful dalam risetnya mengatakan, menurut Philip Morris Internasional, persaingan pada segmen SKM di Indonesia sangat sulit pada kuartal ketiga 2016. "GGRM, dengan produk SKM-nya, yaitu GG Mild dan Surya Pro Mild, cukup agresif, dan terlihat bahwa upaya tersebut relatif sukses," ujar dia.

Dang menilai, profitabilitas GGRM cenderung stabil dengan gross margin yang selama sembilan bulan pertama 2016 mencapai 21,4%. Di periode yang sama tahun lalu, gross margin GGRM cuma 20,7%. Dang merekomendasikan buy GGRM dengan target harga Rp 82.400 per saham.

Syaiful dan Linda juga sama-sama merekomendasikan buy GGRM dengan target harga Rp 83.000 per saham. Kemarin (1/11), harga saham GGRM ditutup di Rp 68.000, naik 1,15% dari hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×