Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Porsi Surat Berharga Negara (SBN) yang digenggam perbankan dalam negeri terus menggemuk sejak awal tahun 2016.
Mengacu situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, secara year to date hingga 19 Januari 2015, kepemilikan SBN oleh investor perbankan dalam negeri naik Rp 69,34 triliun dari Rp 350,07 triliun menjadi Rp 419,41 triliun.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra memaparkan, pertumbuhan porsi investor perbankan pada SBN dipicu oleh kembalinya dana transaksi gadai efek alias repurchase agreement (repo) dari BI kepada pelaku perbankan dalam negeri.
Jelang akhir tahun 2015, Made menilai sebagian besar perbankan menggelar repo kepada BI untuk merias laporan keuangan tutup tahun. “Bank ingin memperbaiki kinerja keuangan akhir tahun lalu, makanya direpo ke BI. Setelah lewat, barangnya dikembalikan ke bank,” terangnya.
Menurut Made, jenis investor perbankan pada SBN cukup beragam. Mulai dari menggenggam hingga jatuh tempo alias hold to maturity, trading, hingga menjualnya sesuai kebutuhan dan likuiditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News