Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kenaikan peringkat surat utang Indonesia ke level layak investasi atau investment grade dari Standard and Poor's (S&P) semakin menarik investor asing masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Berdasarkan data dari Direktorat jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 21 Juni 2017, asing mencatatkan kepemilikan sebesar Rp 764,21 triliun. Angka ini naik 14,78% secara year to date (ytd) atau sejak 30 Desember 2016.
Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, asing masuk cukup besar dalam pasar SBN sejak awal tahun. Penyebabnya, tidak lain karena tertolong ekspektasi asing terhadap Indonesia setelah mendapat kenaikan peringkat investasi.
Imbal hasil surat utang Indonesia juga Made nilai cukup kompetitif secara regional. "Nah, ini yang mendorong investor asing cukup berminat pada surat utang Indonesia," kata Made.
Stabilnya rupiah dikisaran Rp 13.000 hingga Rp 13.300 juga menjadi penyebab investor asing masih percaya diri memarkirkan danaya di SBN.
DJPPR mencatat porsi kepemilikan asing di SBN sebesar 39,33%. "Porsi tersebut menyentuh angka 39% terjadi setelah kenaikan peringkat, sebelum kenaikan peringkat porsi kepemilikan asing di SBN terjaga di angka 37%-38%," kata Made.
Kenaiakn peringkat berhasil mewujudkan prediksi bahwa akan ada tambahan likuiditas yang masuk terutama dari investor asing yang sebelumnya belum masuk ke Indonesia karena menunggu konfirasi dari pemeringkat S&P.
Made memproyeksikan kepemilikan asing di SBN akan bertumbuh beriringan dengan pertumbuhan kinejra SBN. "Pertumbuhan akan in line, sejalan disaat surat utang kita tumbuh, kepemilikan asing juga naik," kata Made. Hingga akhir tahun Made memprediksiksan porsi kepemilkan asing di SBN akan terjaga di angka 39%-40%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News