Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BUENOS AIRES. Ekonomi Argentina diambang krisis. Bank Sentral Argentina bahkan harus mengerek suku bunga acuan hingga menjadi 60% dari semula 45%, Kamis (30/8).
Mengutip Reuters, kenaikan bunga ini untuk mengendalikan inflasi yang merajalela karena mata uang peso jatuh 15,6% ke rekor rendah yakni 39 peso per dollar AS.
Pertumbuhan ekonomi negara terbesar ketiga di Amerika Latin ini diperkirakan akan menyusut tahun ini, terbebani oleh inflasi yang memcapai 31% persen. Sementara kredit bank tersendat karena biaya pinjaman yang semakin berat.
Bank sentral dalam pernyataannya menyebutkan, pertemuan khusus komite kebijakan moneter memilih dengan suara bulat untuk menaikkan suku bunga acuan sebagai respons dari nilai tukar yang melemah dan risiko inflasi yang lebih besar.
Keputusan Bank Sentral Argentina ini hanya berselang sehari setelah Dana Moneter Internasional (IMF) menyerukan kepada Pemerintah Argentina agar menetapkan kebijakan moneter dan fiskal yang lebih kuat dalam menanggapi kehancuran peso.
Nilai tukar peso telah rontok 52,2% terhadap dollar AS tahun ini dan menjadikannya mata uang berkinerja terburuk di dunia.
Meskipun menandatangani kesepakatan pembiayaan siaga sebesar US$ 50 miliar dengan IMF pada awal tahun ini, Presiden Argentina Mauricio Macri sedang berjuang untuk meyakinkan pasar bahwa ia dapat memacu pertumbuhan ekonomi kendati harus memotong defisit fiskal dan memerangi inflasi.
Kepala kabinet Macri, Marcos Pena mengatakan bahwa pemerintah akan menemukan cara untuk mempercepat proses pengetatan fiskal.
Argentina telah setuju dengan IMF untuk memotong defisit anggaran dari 3,7% produk domestik bruto (PDB) di tahun lalu, menjadi 2,7% dari PDB pada 2018 dan 1,3% dari PDB pada 2019.
Pemotongan pengeluaran pemerintah akan menghadapi tentangan dari orang-orang Argentina yang terguncang dari pemotongan subsidi utilitas publik.
Kelompok buruh terbesar Argentina, CGT, dan serikat pekerja lainnya telah menyerukan pemogokan umum selama 24 jam dan 36 jam pada akhir September nanti untuk memprotes tindakan pengetatan anggaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News