kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan Terbatas, Dolar AS Masih Bisa Jadi Pilihan Investasi Menarik


Senin, 07 Februari 2022 / 19:48 WIB
Kenaikan Terbatas, Dolar AS Masih Bisa Jadi Pilihan Investasi Menarik
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Dollar signs are seen alongside the signs for other currencies at a currency exchange shop in Hong Kong, China, November 1, 2014. REUTERS/Damir Sagolj/File Photo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun berjalan, beberapa mata uang berhasil membukukan kinerja yang cukup apik sehingga menghadirkan peluang untuk dijadikan pilihan investasi.

Berikut tiga besar mata uang yang punya kinerja apik ketika disandingkan dengan rupiah:

Pairing

31 Des 21

07 Feb 22

Perubahan

SGD/IDR

10.562

10.707

1,37%

JPY/IDR

123,89

125,08

0,96%

USD/IDR

14.263

14.393

0,91%

Baca Juga: Dolar AS Bisa Jadi Pilihan Investasi Mata Uang yang Menarik

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, dolar Amerika Serikat (AS) memang unggul atas mata uang utama dunia lainnya di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Funds Rate. Apalagi Federal Reserve juga memastikan stimulus akan berakhir pada bulan Maret dan mulai menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali.

“The Fed bertambah hawkish dalam rapatnya bulan Januari, dengan tidak menampik bahwa suku bunga bisa naik lebih dari tiga kali, dan kenaikan suku bunga akan dimulai pada bulan Maret,” jelas Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (7/2).

Dengan adanya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed tersebut, yield obligasi AS pun ikut terangkat dan memicu adanya pelarian dana dari emerging markets. Selain diuntungkan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga, Alwi juga menyebut dolar juga diuntungkan perannya sebagai safe haven mengingat masih banyak ketidakpastian di pasar, termasuk yang terakhir ketegangan antara Ukraina-Rusia.

Baca Juga: Cadangan Devisa Diproyeksi Turun, Rupiah Berpotensi Kembali Melemah Pada Selasa (8/2)

Sama halnya dengan dolar AS, yen juga diuntungkan dengan perannya sebagai mata uang safe haven. Sebagai mata uang emerging markets, rupiah cenderung ditinggalkan ketika sentimen risk on memburuk.

Sementara untuk dolar Singapura, dia menyebut, dengan otoritas moneter Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS) pada bulan Januari mengumumkan sedikit menaikkan slope $SNEER. Pengetatan tersebut dilakukan pasca rilis data inflasi yang kembali menunjukkan kenaikan.

“Kebijakan hawkish dari MAS tersebut berhasil mengangkat dolar Singapura dan menjadi mata uang yang outperform di Asia Tenggara, mengalahkan rupiah, yang masih mengadopsi sikap hawkish-nya,” imbuh Alwi.

Baca Juga: Meski GWM Naik, BI Sebut Likuiditas Perbankan Masih Berlebih dari Posisi Pra Pandemi

Ke depan, Alwi memperkirakan kenaikan suku bunga sudah priced-in terhadap dolar AS, sehingga kenaikannya kemungkinan tidak setajam tahun lalu. Sama halnya juga dengan dengan yen. Apalagi, dengan mempertimbangkan data PDB Indonesia yang di atas ekspektasi, kemungkinan sentimen akan membaik dan bisa mengikis peran safe haven dolar AS dan Yen. Sementara sikap hawkish MAS, kemungkinan masih akan mendukung dolar Singapura.

Menurut Alwi, dolar AS masih tetap menarik untuk dijadikan pilihan lantaran paling diuntungkan dengan sentimen kenaikan suku bunga acuan. Namun, ia juga melihat poundsterling sebagai salah satu yang menarik untuk dikoleksi. Apalagi, Bank of England sudah duluan melakukan pengetatan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan.

“Ditambah level GBP/IDR sekarang sudah mulai masuk oversold dan mulai mendekati area support-nya di 19.250. Hingga akhir tahun nanti, GBP/IDR berpotensi menuju 19.800 sehingga ada peluang upside yang menarik,” tutup Alwi.

Baca Juga: IHSG Tutup di Rekor Tertinggi pada Senin (7/2), BBRI, TLKM, BBCA Banyak Dibeli Asing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×