kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.104   7,49   0,11%
  • KOMPAS100 1.061   -0,99   -0,09%
  • LQ45 835   -0,72   -0,09%
  • ISSI 215   0,47   0,22%
  • IDX30 426   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,82   0,16%
  • IDX80 121   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 125   -0,43   -0,34%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Kenaikan porsi perbankan di SBN bisa meningkatkan likuiditas pasar


Senin, 23 Agustus 2021 / 20:04 WIB
Kenaikan porsi perbankan di SBN bisa meningkatkan likuiditas pasar
ILUSTRASI. Porsi kepemilikan perbankan di surat berharga negara (SBN) per 19 Agustus 2021 kembali naik ke angka 34,85%.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Porsi kepemilikan perbankan di surat berharga negara (SBN) per 19 Agustus 2021 kembali naik ke angka 34,85%. Angka ini naik dari akhir Juli yang berada di angka 31,92%.

Head of Fixed Income BNI Fayadri melihat, peningkatan porsi perbankan di obligasi negara, menunjukkan bahwa perbankan Indonesia masih berada dalam kondisi kelebihan likuiditas. Dari data terakhir yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), angka loan to deposit ratio (LDR) masih belum tumbuh signifikan.

Per Mei 2021 angka LDR perbankan masih berada di angka 80,89%, turun dari 82,44% pada Januari 2021. “Hal ini tidak terlepas dari kondisi perekonomian kita yang masih belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19,” kata Fayadri.

Baca Juga: Ini kata Ekonom Bank Permata soal burden sharing Pemerintah-BI tahun depan

Selain itu, porsi perbankan di obligasi Indonesia yang tebal akan berdampak positif terhadap likuiditas di pasar obligasi. Hal ini karena anggota diler utama surat utang negara masih didominasi oleh perbankan.

“Ketika perbankan yang sedang kelebihan likuiditas ini memberikan porsi yang cukup besar untuk investasi pada obligasi, maka likuiditas pada pasar obligasi tentunya akan menjadi semakin tinggi,” ujar Fayadri kepada Kontan.co.id, Senin (23/8).

Dengan situasi dan risiko yang sedang dihadapi, Fayadri melihat sangat wajar apabila perbankan masih berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

Baca Juga: Bank perlu mewaspadai efek tapering off terhadap kepemilikan SBN, ini alasannya



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×