Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kondisi geopolitik di Semenanjung Korea yang memanas bikin harga emas menjadi instrumen safe haven yang diburu. Harga emas masih bergerak di atas level US$ 1.300 per ons troi. Ini menjadi amunisi positif bagi emiten yang bergerak di sektor komoditas ini.
Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas, menilai, kenaikan harga emas dunia akan mendorong kinerja emiten komoditas emas, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA). Kenaikan harga emas juga berpeluang meningkatkan harga saham ketiga emiten itu.
"Secara market cap, ANTM merupakan yang paling besar, disusul oleh PSAB dan HRTA," ujar Nafan, Rabu (30/8). Pada perdagangan kemarin, harga saham ANTM naik 3,42% ke level Rp 756 dan saham HRTA naik 1,4% menjadi Rp 290 per saham. Namun saham PSAB turun 3,5% menjadi Rp 220.
Nafan menambahkan, katalis positif emiten di sektor ini juga datang dari kesepakatan Freeport Indonesia mendivestasi 51% sahamnya. "Selain itu, ketidakpastian agenda ekonomi pemerintahan Donald Trump akan membuat mata uang dolar AS terdepresiasi," imbuh dia.
Namun, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, konflik yang terjadi di Semenanjung Korea mulai mereda. Sehingga, harga emas terlihat mulai terkoreksi. Pada perdagangan Rabu (30/8), per pukul 15.52 WIB, harga emas di Commodity Exchange turun 0,3% menjadi US$ 1.314,90 per ons troi. Hari sebelumnya, harga emas sempat ditutup pada level US$ 1.318,9 per ons troi.
Menurut Hans, sektor komoditas emas masih mendapat tantangan dari rencana The Federal Reserve menaikkan suku bunga pada Desember nanti. Nafan juga mengatakan, dengan potensi kenaikan suku bunga The Fed sekitar 25 basis poin, dollar AS akan cenderung menguat terhadap mata uang lainnya.
Hal ini berpotensi membuat harga emas koreksi lagi. "Mata uang dollar AS akan terapresiasi terhadap instrumen lainnya," imbuh Nafan.
Selain itu, jika kondisi ekonomi global membaik, investor akan kembali berpindah ke pasar obligasi dan pasar saham. Menurut Hans, saat ini memang ada kecenderungan perbaikan kondisi ekonomi. Salah satunya sudah terlihat di perekonomian Eropa. "Jadi pamor emas hanya sementara, pergerakan harga emas akan kembali melandai," kata dia.
Namun dalam jangka pendek, Nafan mengatakan trader bisa memanfaatkan peluang dari berita harga emas ini. Ia merekomendasikan buy saham ANTM dengan target harga secara bertahap di level Rp 790 dan Rp 930.
Lalu, Nafan juga masih merekomendasikan buy PSAB dengan target harga jangka pendek di level Rp 250. Begitu pula saham HRTA yang disarankan buy dengan target harga jangka pendek di level Rp 300 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News