Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Reli harga emas dalam tiga hari terakhir masih terus berlanjut. Dengan fundamental saat ini, analis menilai harga emas sudah bergerak dalam rentang level yang wajar meski sedang bergelut di bawah level US$ 1.300 per ons troi.
Mengutip Bloomberg, Rabu (19/10) pukul 15.34 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange terangkat 0,11% di level US$ 1.264,30 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Tercatat dalam sepekan terakhir harga si kuning sudah melambung 0,83%.
Nanang Wahyudin, Analis PT Finex Berjangka mengungkapkan memang saat ini fundamental harga emas sedang mixed. Di satu sisi tekanan dari USD sangat besar terutama dengan isu kenaikan suku bunga yang menghangat di pasar global.
Optimisme pasar semakin besar setelah inflasi AS September 2016 dirilis tumbuh dari 0,2% menjadi 0,3% seperti dugaan pasar. “Hanya saja USD sudah overvalued sehingga ini bisa jadi celah rebound bagi emas yang sudah sekian lama kehilangan pamor,” jelas Nanang.
Berlebihnya perhatian pasar terhadap peluang kenaikan suku bunga The Fed ternyata menemukan titik jenuhnya. Per Rabu (19/10) probabilitas kenaikan The Fed Fund Rate turun ke level 63% dari hari sebelumnya yang mencapai 66%.
Faktor lainnya, sajian data ekonomi China yang terus memburuk jadi alasan pelaku pasar berlindung pada emas yang aman. Setelah data neraca perdagangan yang menukik, kini giliran produksi industri yang mengempis. Memberikan gambaran bahwa ekonomi global masih stagnan dan belum mengalami perbaikan.
“Maka dengan bercampurnya sentimen di pasar global saat ini, harga emas sudah wajar di kisaran US$ 1.250 – US$ 1.265 per ons troi,” kata Nanang.
Ia pun menduga Kamis (20/10) harga emas masih punya celah untuk kembali naik lagi. Mengingat imbas sajian data ekonomi yang masih akan mendorong pasar memburu emas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News