Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kenaikan harga emas berpotensi terus berlanjut seiring dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Mengutip Trading Economics Rabu (10/9/2025) pukul 17.17 WIB, harga emas menguat 0,75% secara harian ke US$ 3.654,32 per os troi. Secara year to date (ytd) harga emas sudah melonjak 39,23%.
Tiffani Safinia, Research & Development ICDX mengatakan, ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed terus mendominasi sentimen. Menurut CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga 25 basis poin pada September mencapai 92%, sementara probabilitas pemangkasan lebih agresif 50 bps berada di kisaran 8%.
Pasar bahkan memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga hingga tiga kali pada 2025, dengan peluang 61,2% Federal Funds Rate turun ke kisaran 3,5–3,75% pada akhir tahun.
Baca Juga: Harga Emas Antam 10 September 2025 Anjlok, Cek Potensi Rugi Anda!
“Penurunan suku bunga akan menekan dolar AS dan imbal hasil obligasi, yang secara historis memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai,” ujar Tiffani kepada Kontan, Rabu (10/9/2025).
Meski sentimen dovish mendominasi, Tiffani menilai pergerakan emas masih dipengaruhi dinamika pasar keuangan. Indeks dolar AS (DXY) yang naik 0,34% ke level 97,78. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun rebound ke 4,07%, setelah sempat berada di level terendah lima bulan di 4,05%. Ke depan, investor akan menantikan rilis data harga produsen (PPI) malam ini dan harga konsumen (CPI) Kamis (11/9) untuk memperkuat arah ekspektasi kebijakan Fed.
Tiffani memperkirakan kenaikan harga emas saat ini masih sangat dipengaruhi oleh faktor global, khususnya arah kebijakan suku bunga The Fed, kondisi fiskal AS, dan dinamika geopolitik. Menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga menjelang rapat The Fed pada 16-17 September turut mendukung kenaikan harga emas dalam jangka pendek.
“Selama ketidakpastian faktor-faktor tersebut belum mereda, ruang penguatan harga emas masih terbuka, meski fluktuasi jangka pendek tetap mungkin terjadi,” kata dia.
Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha memperkirakan, harga emas masih bisa naik hingga pertengahan 2026. Selama inflasi tinggi, bank sentral banyak membeli emas, dan dolar AS melemah, sehingga tren kenaikan harga ini masih cukup kuat.
Terkait strategi investasi, Andy mengatakan strategi yang bisa dilakukan investor di antaranya beli bertahap. Yakni jangan langsung all-in dan lebih baik tambah posisi saat ada koreksi.
Andy juga mengatakan untuk menggunakan instrumen berbeda. Yakni bisa emas fisik, tabungan emas, atau ETF emas. Serta menjadikan pelindung. Maksudnya emas cocok sebagai penyeimbang portofolio, apalagi di tengah ketidakpastian.
Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil di US$3.624,39 Rabu (10/9) Pagi, Menanti Data Inflasi AS
Di satu sisi, investor juga perlu mewaspadai jenuh pasar. Jika sudah di level tinggi, sebagian investor bisa mulai pindah ke aset lain misalnya platinum, jadi investor jangan lengah.
“Siapkan rencana exit, tentukan target ambil untung dan batas cut loss agar tidak terjebak kalau harga berbalik arah,” terang Andy.
Sementara dari sisi strategi, Tiffani bilang investor dalam jangka pendek dapat disiplin pada level teknikal dan pengelolaan risiko. Dalam jangka menengah, akumulasi bertahap dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko fluktuasi harga.
Sementara dalam jangka panjang, emas tetap relevan sebagai instrumen diversifikasi portofolio dan lindung nilai terhadap ketidakpastian global.
Secara teknikal, Tiffani memproyeksikan level support terdekat untuk harga emas berada di kisaran US$3.610 per ons troi hingga US$ 3.594 per ons troi. Sedangkan resistance terdekat terletak di US$ 3.658 per ons troi hingga US$ 3.690 per ons troi. Jika tekanan jual meningkat, support lebih dalam terlihat di US$ 3.546 per ons troi, sementara resistance jangka menengah berada di area US$ 3.738 per tons troi.
Sedangkan, Andy memproyeksikan harga emas pada akhir 2025 bisa di kisaran US$ 3.800 – US$ 3.900 per ons troi.
Selanjutnya: Polandia Berada di Ambang Konflik Terbuka Sejak Perang Dunia II
Menarik Dibaca: 4 Sayuran yang Lebih Sehat Dikonsumsi Mentah, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News