Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tertekan sepanjang enam bulan pertama 2022. Emiten produsen semen merk Tiga Roda ini membukukan laba bersih Rp 291,54 miliar di semester pertama 2022.
Keuntungan Indocement menurun 50,3% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu. Alhasil, laba bersih per saham dasar INTP menurun menjadi Rp 82,80 per saham dari semula Rp 159,34 per saham.
Penurunan laba bersih ini terjadi di saat INTP membukukan kenaikan pendapatan. Konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan senilai Rp 6,91 triliun, naik 3,75% dari pendapatan di semester pertama 2021 sebesar Rp 6,66 triliun
Baca Juga: Pendapatan Naik, Laba Bersih Indocement (INTP) Justru Turun 50,3% di Semester I-2022
Salah satu penekan kinerja INTP adalah naiknya beban-beban. Beban pokok pendapatan misalnya, pada semester pertama 2022 naik 12,5% dari semula Rp 4,57 triliun menjadi Rp 5,14 triliun. Kenaikan beban pokok ini disebabkan oleh kenaikan biaya energi, terutama dari melonjaknya harga batubara dan harga bahan bakar minyak (BBM) Industri. Akibatnya, marjin laba bruto turun menjadi 25,6% di semester pertama 2022 dari sebelumnya 31,4%
INTP menilai, biaya energi menjadi perhatian utama di industri semen sejak tahun lalu. Konflik yang sedang berlangsung dari perang di Eropa Timur telah membuat situasi menjadi lebih tidak terduga dengan rekor harga batubara terjadi kembali di Juni 2022. Harga energi diperkirakan tetap tinggi dengan mengingat permintaan akan meningkat dari musim dingin yang akan datang.
Antonius Marcos, Direktur & Corporate Secretary INTP mengatakan, untuk mengurangi biaya energi, INTP terus meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari semula 12,2% pada akhir 2021 menjadi 17,6% pada Juni 2022, termasuk peningkatan penggunaan batubara berkalori rendah atau low calorific value (LCV) dari 88% menjadi 90%.
Baca Juga: Tingkatkan Efisiensi, Pabrik Tarjun Indocement Beralih ke Listrik PLN
“INTP telah menaikkan harga jual semen kantong pada pertengahan Maret dan Juni untuk mendorong pertumbuhan pendapatan bersih di Semester pertama 2022,” terang Marcos, Jumat (19/8). Kenaikan ini untuk meneruskan sebagian dari kenaikan biaya energi tersebut.
Ke depan, INTP optimistis penjualan semen akan menggeliat. Marcos memperkirakan volume penjualan semen curah akan tetap tinggi sebagai akibat cuaca panas dan telah dimulainya beberapa proyek komersial dan pengeluaran anggaran akhir tahun (year-end budget spending) untuk proyek infrastruktur di paruh kedua 2022 ini.
Pangsa pasar semen curah pada semester pertama 2022 adalah 26% dari keseluruhan pasar semen, yang merupakan peningkatan cukup besar dari 21% pada periode yang sama tahun lalu.
“Perkiraan kami untuk pertumbuhan semen secara keseluruhan pada 2022 sekarang berada di kisaran 2% sampai 4%,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News