kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

Kenaikan beban menggerus laba, harga saham AKR Corporindo (AKRA) turun


Selasa, 19 Maret 2019 / 12:56 WIB
Kenaikan beban menggerus laba, harga saham AKR Corporindo (AKRA) turun


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menjadi top losers pada indeks LQ45 hingga Selasa (19/3) siang. Harga saham AKRA tergerus 6,98% menjadi Rp 4.930 per saham.

Padahal, kemarin AKRA melaporkan kinerja yang masih tumbuh. Emiten yang bergerak di bidang distribusi produk bahan bakar minyak (BBM) ke pasar industri, distribusi dan perdagangan bahan kimia untuk industri, penyewaan gudang, kendaraan angkutan, tangki dan jasa logistik lainnya ini mencatatkan pendapatan Rp 23,55 triliun. Pendapatan AKRA, anggota indeks Kompas100 ini, naik 28,76% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 18,29 triliun.

Lonjakan pendapatan AKRA datang dari perdagangan dan distribusi BBM. Pos pendapatan ini melonjak 42,60% menjadi Rp 17,14 triliun dari sebelumnya Rp 12,02 triliun. Pendapatan atas penjualan kimia dasar dan lainnya pun naik 16,52% menjadi Rp 5,29 triliun.

Tapi, pendapatan logistik AKRA turun 1,61% menjadi Rp 594,66 miliar dari sebelumnya Rp 604,40  miliar. Penurunan pendapatan logistik ini akibat penurunan operasi pelabuhan dan transportasi pihak ketiga AKRA menjadi Rp 266 miliar dari sebelumnya Rp 293 miliar. 

Pendapatan penyewaan tangki penyimpanan naik tipis menjadi Rp 279,48 miliar dari sebelumnya Rp 270 miliar. Sedangkan pendapatan pabrikan turun menjadi Rp 507,47 miliar dari sebelumnya Rp 535,95 miliar.

Kenaikan total pendapatan ini diiringi oleh lonjakan beban pokok pendapatan dengan persentase yang lebih besar. Beban pokok pemilik Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) ini naik 33,92% menjadi Rp 21,99 triliun dari sebelumnya Rp 16,42 miliar.

Alhasil laba kotor AKRA turun 17,11% menjadi Rp 1,55 triliun dari sebelumnya Rp 1,87 triliun. Margin laba kotor AKRA merosot menjadi 6,58% dari sebelumnya 15,21%.

Laba dari operasi yang dilanjutkan AKRA merosot 33,75% menjadi Rp 663,34 miliar dari sebelumnya Rp 1 triliun. 

Untung saja, AKRA mengantongi laba neto dari operasi yang dihentikan sebesar Rp 917,52 miliar. Alhasil, emiten ini mencatat laba bersih Rp 1,64 triliun pada tahun buku 2018. Laba bersih ini naik 33,33% ketimbang laba tahun sebelumnya sebesar Rp 1,23 triliun.

Tapi, masih ada satu tekanan lagi bagi AKR Corporindo hingga tutup buku 2018. Pada akhir Desember 2018, liabilitas jangka pendek AKRA melonjak 48,43% menjadi Rp 8,06 triliun dari sebelunya Rp 5,43 triliun. Lonjakan ini berasal dari utang bank jangka pendek yang mencapai Rp 1,31 triliun dari sebelumnya hanya Rp 271,49 miliar.

AKRA memiliki utang bank jangka pendek Rp 816,09 miliar yang jatuh tempo pada 28 Mei 2019 dari Bank Danamon. Pemilik Jakarta Tank Terminal ini juga memiliki utang bank jangka pendek dari Bank Mandiri senilai Rp 274,52 miliar yang akan jatuh tempo pada 9 November 2019.

AKRA pun memiliki utang usaha pihak ketiga sebesar Rp 5 triliun. Utang usaha ini meningkat dari tahun sebelumnya Rp 3,78 triliun. Sementara ekuitas AKRA naik 9,97% menjadi Rp 9,93 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×