kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan bahan bakar berpotensi hambat target laba GIAA


Kamis, 09 Agustus 2018 / 18:24 WIB
Kenaikan bahan bakar berpotensi hambat target laba GIAA
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia di area GMF


Reporter: Yoliawan H | Editor: Agung Jatmiko

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menargetkan dapat terus memperbaiki perolehan laba mereka akhir tahun 2018 ini. Untuk diketahui GIAA masih mencatatkan rugi di semester I-2018 ini sebesar US$ 114 juta.

Kendati masih rugi, tercatat rugi bersih GIAA berhasil turun 60% jika dibandinkan dengan tahun lalu sebesar rugi US$ 284 juta. Itu dikarenakan pendapatan GIAA naik 5,9% pada semester I-2018 dari US$ 1,8 miliar menjadi US$1,9 miliar.

Pahala Mansury, Direktur Utama Garuda Indonesia mengatakan pihaknya berharap laba di akhir tahun bisa di level break event. Namun menurutnya ada beberapa kendala yang akan menghambat pertumbuhan laba yakni dari kenaikan bahan bakar sekitar 15% dan depresiasi rupiah.

“Kami perlu menghitung ulang apakah bisa mencapai untuk break even tadi,” ujar Pahala saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/8).

Sekadar informasi, pengeluaran perusahaan untuk avtur sudah meningkat 12% dibanding tahun lalu dari US$ 571,1 juta di semester I-2017 menjadi US$ 639,7 juta di semester I-2018. Beban avtur sendiri memakan sekitar 30% dari total pengeluaran perusahaan di semester I 2018.

Untuk terus menggenjot laba GIAA sendiri menyiapkan strategi antara lain meningkatkan utilisasi pesawat dan terus melakukan renegosiasi untuk pesawat yang dimiliki. Menjaga kualitas produk dan ontime performance.

“Semester I ontime performance mencapai 89%,” ujar Pahala.

Selain itu, menurunya efisiensi dan diversivikasi pendapatan juga diharapkan dapat memperbaiki kinerja keuangan yang saat ini masih negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×