Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi menawarkan instrumen Savings Bond Ritel seri SBR006 pada Senin (1/4). Instrumen yang ditawarkan secara online tersebut ditujukan untuk memperdalam pasar keuangan, sekaligus basis investor ritel Indonesia.
Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan, pihaknya terus mengupayakan penerbitan instrumen-instrumen surat utang yang dapat mengakomodasi kebutuhan investor ritel.
"Diharapkan dengan adanya SBR006 dapat meningkatkan jumlah investor domestik,” katanya, Senin (20/8) dalam acara peluncuran SBR006.
Adapun, dalam penawaran SBR006, pemerintah memasang target indikatif sebesar Rp 2 triliun dengan target maksimal Rp 5 triliun. Jumlah ini sama dengan target SBR005 yang ditawarkan pada Mei lalu. Namun, tidak menutup kemungkinan target tersebut bertambah bergantung pada minat investor terhadap SBR006.
Instrumen ini memiliki kupon mengambang sebesar 7,95% yang dapat berubah mengikuti pergerakan suku bunga acuan BI. Angka tersebut juga berlaku sebagai kupon minimum, sehingga ketika suku bunga acuan BI turun maka kupon SBR006 tidak akan lebih rendah dari 7,95%.
Saat ini, Bank Indonesia (BI 7-DRR) masih mempertahankan suku bunga (BI 7-DRR) di level 6%. Maka tingkat kupon ini memiliki spread sebesar 195 basis poin (1,95%). Bila dibandingkan dengan seri sebelumnya, surat utang seri terbaru ini menawarkan kupon yang lebih rendah. SBR005 menawarkan kupon sebesar 8,15%.
Loto melanjutkan, yang menjadi pertimbangan besaran kupon karena instrumen ini pada dasarnya adalah instrumen surat utang negara adanya penurunan berarti memberikan sinyal bahwa memang ada penurunan tingkat bunga.
“Memang kecenderungan ada penurunan dari seri sebelumnya, sebab pemerintah melakukan penyesuaian,” tutur Loto.
Ketidakpastian tingkat suku buka akibat sinyal yang diberikan oleh The Federal Reserve (The Fed) kian berkurang. Gubernur The Fed, Jarome Powell sempat mengeluarkan pernyataan tidak akan menaikkan suku bunga acuan di tahun ini, atau masih di level 2,25%-2,5%.
Loto optimistis, tingkat kupon tersebut masih premium dan menarik untuk investor ritel, bahkan bisa mengulangi atau melebihi pencapaian SBR005. Adapun outstanding SBR sejauh ini yang masih belum jatuh tempo sebesar Rp 117 triliun.
Maka dari itu, pihaknya bekerja sama dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, hingga Bursa Efek Indonesia untuk meningkatkan sosialisasi instrumen tersebut lebih masif kepada investor ritel.
Mitra distribusi SBR yakni, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100), PT Bank Mandiri (BMRI) anggota indeks Kompas100, Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), anggota indeks Kompas100 , PT Bank Permata Tbk (BNLI), anggota indeks Kompas100 , PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), anggota indeks Kompas100 ini, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), anggota indeks Kompas100 .
Kemudian ada juga Trimegas Sekuritas, Bareksa Protal Investasi, Tanamduit, Investree, dan Modalku. Selain itu, pemerintah menambah mitra distribusi yakni PT Maybank, Danareksa, dan Invisee.
Sebagai informasi, masa penawaran SBR006 berlangsung dari 1 April hingga 16 April 2019. Selanjutntya tahun ini pemerintah akan menyelenggarakn SBR007 pada 11-25 Juli 2019. Kemudian Sukuk Tabungan pada 8-22 Agustus. Disusul ORI 10-24 oktober. Terakhir Suku Tabungan 6-20 November 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News