Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten produsen emas semakin berkilau di tengah tren kenaikan harga komoditas emas. Seperti diketahui, di tengah tingginya ketidakpastian dan ancaman perlambatan ekonomi, emas menjadi aset safe haven yang diburu.
Merujuk Bloomberg, harga emas spot pada Jumat (24/7) sudah menembus level US$ 1.902,02 per ons troi. Level tersebut merupakan level tertinggi emas sejak 2011 silam.
Analis Panin Sekuritas Juan Oktavianus mengatakan harga saham-saham emiten produsen emas sudah mulai rally seiring dengan kenaikan harga emas. Tak hanya harga saham yang menguat, Juan juga melihat tren positif harga emas juga akan berdampak pada kinerja emiten produsen emas.
Baca Juga: Harga emas mencapai level tertinggi sepanjang masa!
“Secara umum, dengan naiknya harga emas tentu akan membuat harga penjualan naik. Pada akhirnya ini akan berdampak langsung pada kinerja masing-masing emiten yang berpotensi membaik dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar Juan kepada Kontan.co.id, Jumat (24/7).
Berbeda dengan Juan, analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan justru menilai tren bullish harga emas belakangan ini hanya menjadi sentimen sesaat. Menurutnya, harga emas hanya punya dampak jangka pendek saja, dan juga belum tentu menguntungkan secara langsung.
“Dampak kenaikan harga komoditas emas menjadi sentimen jangka pendek untuk saham-saham emiten emas karena pada kenyataanya kenaikan komoditas emas belum tentu menguntungkan secara langsung. Kembali lagi, kinerja emiten tambang emas sebenarnya bergantung kepada efisiensi dan operasional tiap emiten dalam menghasilkan laba,” jelas Meilki.
Di antara beberapa emiten produsen emas, Meilki mengaku lebih merekomendasikan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Keputusan Meilki memilih ANTM tidak terlepas dari pangsa pasar penjualan emas Antam di Indonesia yang besar. Kendati secara kinerja, Meilki memperkirakan pendapatan dan laba bersih ANTM di 2020 masing-masing sebesar Rp25 triliun dan Rp16 miliar, Angka tersebut turun dibandingkan tahun lalu akibat kondisi pandemi yang masih berlanjut.
“ANTM jadi emiten produsen emas yang menarik untuk dikoleksi dikarenakan pertimbangan potensi harga emas yang masih bisa terus naik. Selain itu, ekspansi pasar yang akan dilakukan ANTM ke Uni Eropa dan pengembangan hilirisasi untuk produk tambang nikel yang bisa meningkatkan harga jual nikel ke depan,” jelas Meilki.
Dengan pertimbangan tersebut, Meilki merekomendasikan untuk beli saham ANTM dengan target harga Rp 850 per saham.
Sementara Juan lebih menjagokan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) ketimbang ANTM. Pertimbangan Juan adalah MDKA secara posisi jauh lebih baik, baik dari posisi neracanya dan kinerja perusahaan. Ditambah lagi, dari segi pendapatan dari penjualan emas, MDKA punya margin yang lebih besar ketimbang ANTM.
“Hal ini dikarenakan 60% pendapatan MDKA kan dari penjualan emas. Sementara ANTM emang ada emasnya, namun 90% merupakan penjualan pihak ketiga atau ANTM hanya memberikan cap saja, sehingga marginnya relatif kecil,” jelas Juan.
Baca Juga: Makin menyilaukan, harga emas bisa tembus US$ 2.000 per ons troi
Dari segi fundamental, MDKA juga dinilai Juan dalam kondisi yang baik saat ini. Dengan pendapatan utama berasal dari penjualan emas, tentu harga jual emas yang mengalami kenaikan menguntungkan MDKA. Meski dari segi produksi emas MDKA mengalami penurunan, Juan menyebut dengan proses development yang masih terus jalan, secara long term hal tersebut juga menguntungkan MDKA.
Juan menambahkan, katalis positif MDKA juga datang dari sektor penjualan tembaga. Pasalnya, harga tembaga sejauh ini mulai recovery sehingga bisa semakin mengatrol penjualan seiring membaiknya harga tembaga.
Dengan pertimbangan tersebut, Juan merekomendasikan beli MDKA dengan target harga Rp 1.660 per saham. “Tapi kemungkinan nanti untuk target harga akan ada revisi ke atas, Hal ini dikarenakan harga emas saat ini juga di luar ekspektasi kita,” jelas Juan.
Sementara analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo juga merekomendasikan beli MDKA dengan target harga Rp 1.800 per saham.
“Selain outlook harga emas yang bagus, MDKA juga berhasil menandatangani perjanjian Pani Joint Venture dengan J Resources Asia Pasifik. Kami melihat hal ini sebagai proses yang signifikan bagi MDKA karena mereka berhasil mengeksekusi kesepakatan yang berpotensi menjadi salah satu projek yang terbaik pada saat ini,” tulis Thomas dalam risetnya pada 29 Mei 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News