Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) akan melaksanakan initial public offering (IPO) pada akhir tahun 2021. Hal ini dikemukakan oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga secara daring di Jakarta, Selasa (5/10).
Arya meyakini, IPO anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tersebut akan sukses karena mempunyai fundamental bisnis yang kuat. Hal ini terlihat dari aset dan layanan milik Mitratel yang tidak dipunyai oleh perusahaan sejenis di sektor bisnis menara telekomunikasi.
Mitratel saat ini memiliki 28.000 unit menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, kekuatan bisnis Mitratel juga didukung oleh kepemilikan jaringan kabel serat optik.
“Dengan jaringan fiber optic, menara-menara yang dimiliki Mitratel punya power yang kuat, bukan sekadar radio. Ini merupakan kelebihan yang dimiliki Mitratel. Dari tower memang bisa diimbangi oleh perusahaan yang lain tapi dari sisi fiber optik, Mitratel ini powerful," ungkap Arya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (6/10).
Baca Juga: BEI Kantongi 24 Pipeline IPO, Dua di Antaranya Anak BUMN
Untuk meningkatkan kinerjanya, Mitratel juga memiliki strategi pertumbuhan jangka panjang, yakni dengan masuk ke digital infrastruktur jaringan 5G yang sedang berkembang. Rencananya, Mitratel juga akan berekspansi di kawasan Asia Tenggara ataupun Asia Pasifik.
Sebelumnya, Mitratel telah menerima pengalihan 4.000 menara milik PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) pada 31 Agustus 2021. Pada 14 Oktober 2020, Telkomsel untuk pertama kalinya juga melakukan pengalihan menara ke Mitratel sebanyak 6.050 unit.
Pengalihan menara ini bertujuan untuk memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah Mitratel. Sementara bagi Telkomsel pengalihan menara akan menjadikan Telkomsel lebih fokus pada bisnis utamanya. Beberapa waktu yang lalu, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyampaikan akan menggabungkan menara-menara yang ada di Telkom atau tim lainnya jadi satu kesatuan di Mitratel.
Di sisi lain, untuk rencana IPO anak usaha BUMN lainnya, seperti PT Pertamina Geothermal Energy sebagai anak usaha Pertamina yang telah ditunggu sejak lama masih dalam proses persiapan. “Kita masih menunggu persiapan Geothemal Energy,” ucap Arya.
Pembentukan holding BUMN panas bumi ditargetkan oleh pemerintah sebagai bentuk komitmen sumber daya energi baru dan terbarukan dengan menggabungkan anak usaha Pertamina dan PLN. IPO perusahaan pembangkit tenaga listrik energi terbarukan ini ditaksir bisa menggalang dana setidaknya sebesar US$ 500 juta atau setara Rp 7,3 triliun.
Selanjutnya: Hingga September, Chitose (CINT) baru serap 30% anggaran capex tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News