kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan outlet SPAR, RALS siapkan Rp 150 M


Rabu, 10 September 2014 / 14:31 WIB
Kembangkan outlet SPAR, RALS siapkan Rp 150 M
ILUSTRASI. Pada pekan pendek dengan hanya tiga hari perdagangan, nilai tukar rupiah menguat signifikan terhadap dolar AS.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. JAKARTA. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) saat ini telah menjadi anggota retailer terbesar skala internasional, yakni SPAR International B.V. Perseroan memiliki sejumlah rencana strategis untuk mengembangkan nilai tambah bisnisnya pasca penerapan perjanjian ini.

"Untuk tahap awal, kami akan membuka 30 outlet dengan flagship SPAR dalam kurun waktu tiga tahun ke depan," tandas Direktur Keuangan SPAR Suryanto, (10/9).

Soal nama, apakah nantinya akan menggunakan brand SPAR Robinson atau sejenisnya masih dalam tahap pembahasan manajamen. Tapi yang jelas, outlet-outlet tersebut dibuka dengan dengan unsur branding SPAR Supermarket tentunya, yang letaknya akan selalu berdampingan dengan outlet Ramayana Departement Store.  Outlet SPAR tersebut akan menempati luas minimum 42.500 meter persegi, dan semuanya berada dalam kawasan outlet Ramayana yang telah berdiri.

Nilai investasi untuk keperluan tersebut sekitar Rp 5 miliar per outlet. Sehingga, RALS akan menyiapkan dana sekitar 150 miliar untuk merealisasikan strateginya tersebut.

Namun, dana itu semuanya akan diambil dari kas internal RALS, tanpa mencolek uang milik SPAR sedikit pun. Maklum saja, mengingat bentuk kerjasama yang dijalani merupakan kerjasama manajerial, maka tidak ada perjanjian penyertaan modal (ekuitas) disitu sehingga RALS masih akan menjadi 100% pemegang pengendali.

Perlu diketahui, RALS saat ini telah menjadi member SPAR. Dengan kerjasama tersebut RALS berhak menggunakan merk SPAR di supermarketnya, dan SPAR memberikan layanan seputar transfer teknologi berupa distribusi, penyimpanan, pemasaran dan sebagainya. Perjanjian ini berlaku untuk tenggat waktu tiga tahun.

Suryanto menambahkan, alasan atas dilakukannya rencananya ini lantaran kinerja bisnis supermarket RALS yang kurang memuaskan. Dia bilang, pendapatan dari lini bisnisnya itu ketinggalan dibanding penjualan pakaian melalui Ramayana Departement Store. Bahkan, bisnis tersebut hanya menyumbang sekitar sepertiga dari pendapatan konsolidasi RALS selama ini.

Tapi disisi lain, bisnis seperti yang dijalankan RALS melalui Robinson itu sejatinya bisnis dengan prospek cerah. Apalagi jika melihat pertumbuhan kelas menengah Indonesia. Jadi, daripada dijual, lebih baik RALS melakukan kerjasama seperti ini.

Dengan kerjasama tersebut, kontribusi bisnis supermarket terhadap pendapatan konsolidasi RALS diharapkan bisa membaik untuk jangka panjang. "Kami lihat dulu tiga tahun ini seperti apa, setelah itu kontribusinya mungkin baru bisa berimbang," pungkas Suryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×