Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah berpotensi menguat terbatas di perdagangan terakhir pekan ini. Kamis (26/9), kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) melemah 0,52% ke level Rp 15.171 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sedangkan kurs rupiah spot melemah 0,46% ke level Rp 15.165 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Lukman Leong menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan imbal hasil obligasi AS naik, diikuti data penjualan rumah baru AS yang lebih baik.
“Hal ini kemudian memicu harapan soft landing pada ekonomi AS, dengan demikian dolar AS rebound,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, (26/9). Selain itu aksi ambil untung investor dari penguatan besar rupiah juga memicu pelemahan rupiah.
Baca Juga: IHSG Naik Tipis pada Kamis, Simak Proyeksi dan Rekomendasi Saham untuk Jumat (27/9)
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, sentimen China turut mendorong pelemahan rupiah. Para pemangku kebijakan menyatakan akan mengalokasikan anggaran negara untuk menopang pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Tetapi, sinyal ini hanya berdampak kecil terhadap rupiah.
Josua memprediksi rupiah berpotensi terapresiasi pada perdagangan Jumat (27/9) di tengah potensi revisi ke bawah dari pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua 2024. Selain itu, data pesanan durable goods Agustus 2024 juga diprediksi mengalami kontraksi.
Lukman memperkirakan pergerakan rupiah akan ditentukan oleh sikap dan pernyataan dalam pidato beberapa pejabat the Fed. Lukman memperkirakan The Fed akan memberikan pernyataan dovish, yang akan membuka penguatan rupiah. Sebaliknya apabila ada kejutan, rupiah bisa kembali melemah.
Lukman lebih yakin rupiah akan menguat terbatas di kisaran Rp 15.100 per dolar AS-Rp 15.225 per saham. Josua memperkirakan rupiah akan bergerak menguat di kisaran Rp 15.100 per dolar AS-Rp 15.200 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News