kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kelolaan reksadana terproteksi dan pasar uang tumbuh di tengah penurunan industri


Minggu, 11 November 2018 / 16:17 WIB
Kelolaan reksadana terproteksi dan pasar uang tumbuh di tengah penurunan industri
ILUSTRASI. Reksadana


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana menurun sepanjang bulan Oktober lalu. Namun, di periode yang sama masih ada sejumlah reksadana yang mencatatkan pertumbuhan AUM.

Salah satunya adalah reksadana terproteksi yang mengalami kenaikan AUM sebesar Rp 1,65 triliun di bulan Oktober menjadi Rp 131,47 triliun.

Tumbuhnya AUM reksadana terproteksi tak lepas dari tingginya minat investor terhadap instrumen tersebut di saat pasar sedang diliputi ketidakpastian. Karena dana investasi di reksadana ini akan dikunci hingga jatuh tempo, imbal hasil yang diperoleh investor setidaknya tidak terlalu terpengaruh oleh gejolak pasar.

Tambahan lagi, yield SUN tengah dalam tren kenaikan seiring meningkatnya suku bunga acuan. Hal itu turut dimanfaatkan manajer investasi untuk menerbitkan produk reksadana terproteksi baru dengan tawaran potensi return yang menggiurkan.

“Saat ini reksadana terproteksi bisa menawarkan imbal hasil sampai 8% hanya untuk 3 tahun,” terang Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama.

Kenaikan AUM juga didapati oleh reksadana pasar uang. Bulan lalu, AUM reksadana ini tumbuh Rp 0,65 triliun menjadi Rp 47,44 triliun.

Direktur Bahana TCW Investment, Soni Wibowo menilai, pertumbuhan AUM reksadana pasar uang didorong oleh kinerjanya yang mumpuni akibat efek kenaikan suku bunga acuan. Selain itu, gejolak yang melanda pasar saham dan obligasi di bulan lalu membuat para investor mengamankan dananya ke reksadana pasar uang yang notabene paling likuid dibandingkan reksadana lainnya.

Hal itu pula yang menjadikan AUM reksadana pasar uang tetap berpotensi berkurang di masa mendatang kendati instrumen tersebut memiliki kinerja yang positif. Sebab, dana para investor kembali berpindah ke reksadana lainnya.

Wawan memperkirakan, AUM industri reksadana secara keseluruhan masih bisa mengalami kenaikan di sisa tahun ini. Dari sudut pandang moderat, AUM industri reksadana diprediksi bisa mencapai Rp 480 triliun pada akhir tahun nanti.

Reksadana terproteksi diyakini akan menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan AUM industri reksadana ke depan. “Ada kemungkinan AUM reksadana terproteksi menyalip perolehan reksadana saham kalau tren kenaikan yield SUN terus berlanjut,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×