Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Utang Negara (SUN) yang berlangsung pada Selasa (9/4) mencatatkan penawaran masuk sebesar Rp 31,84 triliun. Angka tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya sebesar Rp 59,50 triliun.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail menilai, ada kemungkinan penurunan nilai penawaran masuk di lelang hari ini disebabkan kekhawatiran investor bahwa data neraca perdagangan Indonesia di bulan Maret terancam kembali defisit saat dirilis awal pekan depan. “Neraca dagang Indonesia diperkirakan defisit sekitar US$ 400—500 juta,” katanya.
Sentimen ini membuat sebagian investor ragu untuk masuk ke pasar obligasi Indonesia melalui lelang.
Selain itu, berkurangnya permintaan juga disebabkan oleh harga SUN yang dinilai sudah terlalu tinggi. Hasilnya, potensi kenaikan harga SUN yang lebih lanjut cenderung terbatas di masa mendatang.
Dari situ, perlu ada insentif yang dapat mendorong kenaikan harga SUN sehingga investor kembali tertarik berinvestasi di pasar obligasi domestik. Salah satunya dengan menurunkan tingkat suku bunga acuan. “Tapi opsi seperti itu masih sulit diwujudkan dalam waktu dekat,” ujar Mikail.
Kendati demikian, kekhawatiran investor dipercaya hanya berlangsung sementara. Ini terlihat dari tingginya penawaran yang masuk untuk seri FR0078 yakni sebesar Rp 8,94 triliun. Lantas, seri bertenor 10 tahun ini menjadi seri dengan penawaran masuk tertinggi saat lelang siang tadi.
Menurut Mikail, hal ini mengindikasikan investor sudah berani masuk ke seri-seri dengan tenor panjang. Artinya, ada rasa percaya diri dari para investor bahwa pasar obligasi Indonesia masih berpeluang bullish di waktu mendatang.
Justru, ketika penawaran lelang berkurang dan investor lebih banyak mengincar seri-seri bertenor pendek, hal ini bisa menjadi pertanda adanya sentimen negatif yang menghampiri pasar obligasi dalam negeri.
Sebagai tambahan, selain FR0078, pemerintah juga melelang seri SPN03190710, SPN12200410, FR0077, FR0068, FR0079, dan FR0076. Pemerintah sendiri masih mampu menyerap dana di atas target indikatif, yaitu sebesar Rp 15,70 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News