kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kejar tender Pertamina-BWP, SDMU tambah armada


Selasa, 20 Maret 2012 / 19:04 WIB
Kejar tender Pertamina-BWP, SDMU tambah armada
ILUSTRASI. Saham-saham ini banyak ditadah asing saat IHSG turun pada perdagangan Senin (22/3)


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perusahaan logisitik PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) menambah armada dengan membeli 55 unit kendaraan dari Shaanxi Heavy Duty Automobile Import&Expoert Co. Ltd, China. Tambahan armada yang terdiri dari 35 unit prime mover dan 20 unit tronton ini menelan investasi sebesar US$ 2,57 juta.

Sekretaris Perusahaan Sidomulyo Selaras Jonathan Walewangko mengungkapkan, penambahan tronton untuk menaikkan kapasitas pengangkutan mereka dalam melayani klien-klien yang sudah ada seperti PT Styron Indonesia, PT Wilmar Nabati Indonesia, dan PT Talisman Energy Indonesia. Sementara itu pembelian 35 unit prime mover adalah persiapan perusahaan untuk mengikuti tender Pertamina-BWP Meruap, Jambi yang akan digelar awal April 2012.

"Rencananya April sudah mulai datang. Kalau kami mendapatkan tender ini, diberi waktu 4 bulan untuk menyiapkan unitnya. Jadi kami mau memanfaatkan waktu untuk mengurus surat-suratnya," kata Jonathan ketika dihubungi KONTAN, Selasa(20/3).

Dalam pembelian ini perusahaan mendapatkan fasilitas kredit ekspor dan dijamin oleh China Export Corporation Insurance Company (CECIC). Pada skema ini perusahaan membayar 10% uang muka dan melunasi pembayaran dalam waktu 365 hari setelah kontrak.

Untuk pembelian prime mover ini perusahaan akan menggunakan dana hasil IPO yang pada akhir 2011 masih tersisa Rp 36,4 miliar. Dari hasil penawaran saham perdana, perusahaan meraup Rp 53,32 miliar dan sebesar Rp 41,98 miliar dialokasikan untuk investasi penambahan armada.

"Pendanaan untuk 20 unit tronton sekitar 35% dari hasil IPO, sisanya akan berasal dari kas perusahaan dan pinjaman bank," kata Jonathan.

Tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan sebesar Rp 120 miliar, naik 20% dari target pendapatan 2011. Jonathan mengatakan tahun lalu perusahaan tidak berhasil memenuhi target pendapatan.

"Karena kami baru IPO, lalu setelah dana masuk keburu banyak hari libur sehingga target operasional tidak terpenuhi. Tahun ini kami ingin tumbuh 20% dari target tahun lalu untuk menutupi selisih target yang tidak tercapai tahun lalu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×