kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kejar profit, begini strategi Bank Banten (BEKS) di tahun 2021


Kamis, 03 Juni 2021 / 07:00 WIB
Kejar profit, begini strategi Bank Banten (BEKS) di tahun 2021


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasca mendapatkan status menjadi bank sehat, PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) mulai berbenah. Perbankan yang memiliki kode emiten BEKS ini pun sudah menyiapkan berbagai strategi guna mendapatkan keuntungan di tahun 2021. 

Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin mengungkapkan, status sehat itu diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat keputusan per 6 Mei 2021. 

Bergerak cepat, Bank Banten telah menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah dari penguatan modal, likuiditas, penyelesaian kredit bermasalah dan penggantian jajaran manajemen. 

Agar modal bank semakin meningkat, Bank Banten bakal kembali menggelar rights issue atau penawaran umum terbatas (PUT) VII pada bulan Oktober mendatang. 

Pada awal tahun, penguatan modal juga telah dilakukan dengan skema PUT VI dan berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp 1,871 triliun. Rinciannya, Rp 1,5 triliun dari Pemprov Banten dan sisanya berasal dari publik. 

Baca Juga: Berstatus bank sehat, Bank Banten (BEKS) kembali kelola rekening kas daerah

Dengan terlaksananya aksi korporasi tersebut, kepemilikan saham Pemprov Banten di Bank Banten melalui PT Banten Global Development meningkat menjadi 78,21%. Sedangkan sisanya, sebesar 21,79% dimiliki oleh publik.

“Rencana bisnis bank (RBB) kami masih dalam revisi, karena baru keluar dari status dari bank dalam pengawasan khusus OJK menjadi bank sehat. Kurang lebih kami harus mencatatkan profit di 2021 ini,” kata Agus kepada Kontan.co.id, Rabu (2/6).

Agus menambahkan, dalam menghimpun pendanaan pihak ketiga, Bank Banten akan fokus menyasar dana murah dari tabungan dan giro. Seiring dengan itu, bank akan mempercepat penyelesaian kredit yang bermasalah dan meningkatkan pendapatan berbasis komisi. 

“Kami ingin non performing loan gross harus berada di bawah 5%. Kami sudah mendapatkan persetujuan dari OJK untuk menyelesaikan kredit bermasalah. Mulai dari penyelamatan dengan restrukturisasi, penyelesaian dengan bekerja sama dengan penegak hukum,” tambah Agus. 

 

Bank Banten juga akan melakukan penagihan dan lelang terhadap aset bermasalah itu. Semua cara akan dilakukan untuk menyelesaikan kredit macet warisan. Bank Banten juga akan bekerja sama dengan perusahaan aset yang bisa mengelola aset yang bermasalah. 

Selain itu, Bank Banten berhasil kembali mengelola Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Provinsi Banten. Dalam menjalankan bisnis, bank akan mengoptimalkan penyaluran kredit kepada aparatur sipil negara (ASN) di Pemprov Banten. Lantaran segmen ini memiliki risiko yang lebih terukur. 

Agus bilang, terdapat empat grand design strategi penguatan Bank Banten. Pertama, melalui penguatan talenta perusahaan di mana segenap insan Bank Banten harus memiliki standar profesional yang tinggi. Kedua, melakukan penguatan permodalan dan likuiditas. 

Ketiga, Bank Banten berupaya melakukan ekspansi bisnis yang terukur melalui penyelarasan model bisnis. Keempat, mengakselerasi transformasi digital dalam rangka integrasi pengembangan teknologi informasi untuk menunjang terlaksananya Ekosistem Keuangan Daerah.

Baca Juga: Bank Daerah (BPD) bisa penuhi aturan modal inti lewat skema KUB

Agus menambahkan, upaya penyehatan Bank Banten telah direspon oleh masyarakat tercermin dari meningkatnya harga saham bank ini. BEKS menjadi saham aktif ditransaksikan pada perdagangan Senin (31/5). 

Tercatat, 1,7 miliar saham BEKS ditransaksikan  di pasar. Harga saham BEKS sempat melesat ke Rp 102, sebelum ditutup pada level Rp 97 per saham pada awal pekan itu. 

Untuk perdagangan hari ini (2/6), saham BEKS melemah 6,19% ke level Rp 91 per saham.

Selanjutnya: Kredit lemah, penempatan likuiditas perbankan di SBN meningkat hingga April

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×