Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) baru menjadi berkah tersendiri bagi emiten konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pasalnya, kinerja perusahaan-perusahaan konstruksi masih berjalan lesu.
Tengok saja, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang belum mencapai separuh target kontrak baru tahun ini. Emiten pelat merah tersebut hanya mampu mengantongi sekitar Rp 19 triliun kontrak baru hingga September 2022.
Padahal, WIKA mematok target kontrak tahun ini sebesar Rp 42,57 triliun. Itu artinya, capaian hingga September baru mencerminkan 44,63% dari total target kontrak baru yang dibidik tahun ini.
Baca Juga: PTPP Mengantongi Rp 1,47 Triliun dari Proyek IKN
Manajemen WIKA sendiri masih meyakini kinerja berjalan sesuai target-target yang dibidik perusahaan. Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya mengungkapkan bahwa pihaknya masih optimis dengan prospek usaha hingga akhir tahun.
"Untuk target kontrak baru sampai akhir tahun, kami masih meyakini bahwa akan tetap tumbuh dibandingkan tahun 2021. namun kami tetap belum bisa memprediksi kondisi akan seperti apa nantinya," jelas Mahendra kepada Kontan.co.id, Jumat (14/10).
Kontrak baru WIKA salah satunya akan terdorong dari hajatan pembangunan IKN di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur. Di sana, WIKA sukses meraih dua kontrak senilai Rp 1,1 triliun.
Kedua kontrak tersebut adalah pekerjaan jalan tol segmen KKT Kariangau-Simpang Tempadung dengan porsi sekitar 38% atau ekuivalen Rp 730 miliar, dan bangunan modular untuk rusun pekerja sebesar Rp 830 miliar.
Mahendra bilang, WIKA senantiasa akan tetap aktif untuk mengikuti beberapa tender ke depan. Saat ini, masih ada tiga tender proyek yang sedang WIKA ikuti di IKN.
Baca Juga: Kepala Otorita IKN Melantik Lima Pejabat Tinggi Otorita IKN
Selain WIKA, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga terdorong adanya proyek pembangunan IKN. Hingga September 2022, realisasi kontrak baru ADHI mencapai Rp 17,3 triliun.
Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk Farid Budiyanto memaparkan, terkhusus di IKN, ADHI berhasil mengantongi beberapa proyek dengan total nilai sekitar Rp 1,5 triliun. ADHI menargetkan kontribusi IKN terhadap kontrak baru bisa mencapai Rp 2,5 triliun - Rp 3 triliun.
"Saat ini ADHI tengah mengerjakan beberapa proyek diantaranya Jalan Tol 3A Kalimantan Timur, Fender Pulau Balang dan Hunian Pekerja," ucap Farid kepada Kontan.co.id, Jumat (14/10).
Di samping itu, lanjut Farid, ADHI juga masih menunggu beberapa tender kontrak baru terkait IKN dan berharap masih mendapatkan kontrak baru dari IKN di hingga akhir tahun 2022.
Langkah ekspansi menuju IKN tersebut diakui sebagai upaya perusahaan mengejar target kontrak baru tahun ini sebesar Rp 25 - Rp 30 triliun. ADHI masih optimistis mencapai target dan sampai dengan saat ini masih belum melakukan revisi atas target 2022.
Tak ketinggalan, PT PP Tbk (PTPP) juga menggenjot ekspansi di IKN. Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Effendi mengatakan, perseroan telah meraih kontrak baru Rp 1,47 triliun dalam proyek IKN hingga September 2022.
Baca Juga: Saham Emiten Pelat Merah Masih Akan Cerah
Dari berbagai tender yang telah diikuti, PTPP berhasil meraih 4 proyek di sektor infrastruktur dasar dan jalan. Empat proyek tersebut meliputi pembangunan pekerjaan penyiapan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Tahap 1, pembangunan pekerjaan penyiapan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Tahap 2, pembangunan pekerjaan Jalan Tol IKN segment KKT Kariangau - Simpang Tempadung dan Pembangunan Jalan di Dalam KIPP yakni Pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat.
Bakhtiyar menuturkan, kehadiran PTPP merupakan salah satu wujud atau bentuk dukungan partisipasi terhadap pembangunan negara. Sehingga PTPP terus mengikuti tender yang diselenggarakan oleh Pemerintah, BUMN maupun swasta.
"PTPP terus berkomitmen untuk mendukung pembangunan IKN dengan terus berpartisipasi pada tender yang ada," ungkap Bakhtiyar saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (14/10).
Untuk saat ini, Bakhtiyar bilang, PTPP masih aktif mengikuti tender proyek di IKN. Tender yang tengah berjalan yaitu pada sektor gedung dan pekerjaan sipil.
Sementara, secara keseluruhan PTPP telah meraih kontrak baru senilai Rp 16,57 triliun hingga September 2022. Komposisi kontrak baru tersebut berasal dari proyek di sektor infrastruktur 46%, sektor gedung 18%, sektor EPC 8%, serta kontribusi dari anak perusahaan sebesar 28%.
Sampai tutup tahun 2022, PTPP masih optimis kinerja perusahaan dapat tercapai sesuai target 2022 yaitu capaian kontrak tumbuh 45% dari tahun lalu. Jika dihitung dari total target kontrak PTPP di tahun ini sebesar Rp 31 triliun, emiten pelat merah ini sudah mengantongi 53% kontrak baru hingga 30 September 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News