Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) tak juga terungkit hingga tutup semester pertama tahun ini. Penjualan bersihnya melanjutkan penurunan yang terjadi pada kuartal I-2018. Malah, kinerja bottom line enam bulanan tercatat rugi.
Melongok laporan keuangan Kedaung per 30 Juni 2018, penjualan bersih menurun 34,56% year-on-year (yoy) menjadi Rp 38,82 miliar. Perusahaan itu juga menderita kerugian Rp 1 miliar. Padahal pada semester pertama tahun lalu masih mendulang untung (lihat tabel).
Sementara pada kuartal I-2018, penjualan bersih berkurang 25,49% yoy menjadi Rp 20,40 miliar. Adapun bottom line masih untung Rp 233,72 juta, meski menyusut jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ing Hidayat, Sekretaris Perusahaan PT Kedaung Indah Can Tbk mengeluhkan daya beli enamel maupun kaleng yang terus turun. "Saat ini daya beli belum mampu naik, sales kami pun turun semua," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (24/7).
Sementara, sebagian bahan baku Kedaung masih mengandalkan produk impor. Tak ayal, penguatan dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah semakin membebani bisnis mereka.
Kembali mengacu laporan keuangan semester I 2018, Kedaung Indah memiliki empat pemasok bahan baku besar dengan transaksi pembelian masing-masing lebih dari 10% terhadap pembelian bersih. Keempatnya meliputi Jiangsu Guolian New Material Co Ltd, Prince Belgium BVBA, PT Krakatau Steel Tbk dan PT Central Sahabat Baru.
Dalam kondisi serba sulit seperti saat ini, bukan berarti Kedaung Indah tak melakukan upaya antisipasi. Perusahaan berkode saham KICI di Bursa Efek Indonesia tersebut terus melakukan efisiensi baik dari segi produksi maupun pemasaran. "Namun memang ada batasannya sendiri," tutur Ing.
Makanya, sampai Juli 2018 Kedaung Indah belum bisa memastikan patokan kinerja bisnis pada semester II. Mereka masih memilih wait and see atau menunggu momentum yang tepat.
Sebagai informasi, Kedaung Indah memiliki pabrik dengan kapasitas terpasang 6,75 juta set enamel per tahun dan 1.650 ton kaleng per tahun. Masing-masing pabrik memiliki tingkat keterpakaian atau utilitas 50% dan 70%.
Sepanjang semester I, enamel mencatatkan penjualan lebih tinggi ketimbang kaleng. Sementara pelanggan besar Kedaung Indah adalah PT Nissin Biscuit Indonesia, PT Kedawung Subur, The Golden Rabbit II dan Crown.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News