kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebutuhan dolar AS meningkat, rupiah berpotensi melemah pekan depan


Jumat, 06 Desember 2019 / 19:26 WIB
Kebutuhan dolar AS meningkat, rupiah berpotensi melemah pekan depan
ILUSTRASI. Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019). Tak banyak sentimen penggerak, pergerakan rupiah terhadap dollar AS dalam sepekan terakhir cenderung menguat.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak banyak sentimen penggerak, pergerakan rupiah terhadap dollar AS dalam sepekan terakhir cenderung menguat. Pekan depan, pergerakan rupiah diperkirakan moderat dengan kecenderungan melemah.

Mengutip data Bloomberg, Jumat (6/12) pukul 17.27 WIB, rupiah menguat 0,22% ke level Rp 14.038 per dollar AS. Di kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, rupiah menguat 0,40% menjadi Rp 14.037 per dollar AS.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan, pergerakan rupiah dalam sepekan ini cenderung menguat. Hal ini disebabkan tiga hal. Pertama, karena pergerakan dollar AS yang cenderung melemah dan berdampak positif bagi rupiah. Kedua, didukung oleh sentimen mata uang regional yang cenderung menguat terhadap dollar AS.

Baca Juga: Rupiah ditutup menguat ke Rp 14.038 per dolar AS di akhir perdagangan Jumat (6/12)

"Terakhir, penguatan rupiah juga tertolong masuknya dana asing, tercermin dari kepemilikan obligasi oleh asing yang terus meningkat," jelas Lana kepada Kontan, Jumat (6/12).

Untuk sepekan depan, Lana memperkirakan, rupiah akan bergerak moderat dengan kecenderungan melemah di kisaran Rp 14.100 per dolllar AS hingga Rp 14.200 per dollar AS. Faktor penekan rupiah berasal dari kebutuhan dollar AS yang meningkat disetiap bulan Desember.

"Desember permintaan dollar AS meningkat untuk kewajiban pembayaran utang dan pemenuhan kebutuhan akhir tahun," kata Lana.

Baca Juga: Turun tipis, BI mencatat cadangan devisa November 2019 sebesar US$ 126,6 miliar

Lana juga mengatakan, perkembangan perundingan perang dagang antara AS dengan China akan memengaruhi pergerakan rupiah. Apabila kesepakatan batal dicapai di akhir tahun ini, ada potensi pergerakan rupiah akan tertekan cukup dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×