Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai sentiment ditengarai menjadi penyebab melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejak tiga bulan ke belakang, IHSG telah terkoreksi 0,33%. Sementara seminggu ini, IHSG telah melemah 1,58%.
Pada 22 Agustus 2019, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.
Baca Juga: Kinerja Victoria Saham Syariah tersokong sektor konstruksi, infrastruktur, & properti
Tak lama berselang, pemerintah kemudian mengumumkan kenaikan cukai rokok hingga 23%. Akibatnya, dua saham emiten rokok yakni PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) rontok pada perdagangan Senin (16/9).
Meski demikian, Jakarta Islamic Index (JII) dinilai tidak terlalu terpengaruh terhadap sentimen yang akhir-akhir menerpa IHSG.
Untuk diketahui, JII adalah indeks saham syariah yang pertama kali diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 Juli 2000. Konstituen JII terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Emiten penghuni JII terdiri atas sektor poultry, property, konsumsi, hingga pertambangan.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, saham-saham penghuni JII sedikit kecipratan untung dari adanya sentimen negatif tersebut. Akan tetapi, saham-saham tersebut lebih diuntungkan dari sisi harga.
"Diuntungkan bisa jadi tapi lebih ke pengaruh ke harga sahamnya saja bukan terhadap kinerja," ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (17/9).
Di sisi lain, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan indeks JII tidak terlalu diuntungkan oleh sentimen suku bunga.
Baca Juga: Harga Pakan Naik, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Produsen Ayam
Sebab, terdapat saham penghuni JII yang cukup rentan dan sensitif terhadap perubahan suku bunga, yakni Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).