kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Katalis domestik jaga kejatuhan rupiah pekan ini


Jumat, 16 Oktober 2015 / 18:34 WIB
Katalis domestik jaga kejatuhan rupiah pekan ini


Reporter: Namira Daufina | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Meski tekanan dari faktor global tidak terelakkan, rupiah menjaga level pelemahannya tidak terlampau tajam. Daya tahan ini datang dari faktor domestik yang cukup positif.

Di pasar spot, Jumat (16/10) rupiah melemah 0,90% ke level Rp 13.540 per dollar AS dibanding hari sebelumnya dan terseret 0,95% dalam sepekan terakhir. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia rupiah merosot 1,85% di level Rp 13.534 dibanding penutupan sebelumnya serta tergelincir 0,09% sepanjang pekan terakhir.

Menurut Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures tekanan eksternal masih jadi faktor dominan yang mengoyak kekuatan rupiah untuk mengungguli USD. Di pekan ini tekanan tidak hanya datang dari Amerika Serikat tapi juga dari China. Buruknya sajian data China menekan mata uang regional Asia lainnya termasuk rupiah.

Faktor ini yang lantas menyeret rupiah pada pelemahan yang cukup tajam. “Hanya saja memang rangenya terjaga setelah dari dalam negeri ada daya tahan,” papar Wahyudi. Daya tahan rupiah datang dari keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga di level 7,5% serta surplus neraca perdagangan September 2015 yang membengkak menyentuh US$ 1,02 miliar.

Memang data neraca perdagangan ini tidak sepenuhnya positif. “Yang turun tajam itu nilai impor ini sinyal daya beli kita rendah,” kata Wahyudi. Sebagai informasi impor Indonesia September 2015 turun 7,16% menjadi US$ 11,51 miliar dibanding bulan sebelumnya.

Selain terjaga oleh data neraca perdagangan yang masih membukukan surplus, keputusan Bank Indonesia untuk pertahankan suku bunga di level 7,5% juga menolong rupiah dari kejatuhan tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×