kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Kata analis terkait lelang SUN yang sepi hari ini


Selasa, 15 April 2014 / 22:52 WIB
Kata analis terkait lelang SUN yang sepi hari ini
ILUSTRASI. Eksfoliasi bibir secara rutin menjadi salah satu cara alami yang bisa digunakan untuk membantu mencerahkan bibir gelap.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Tingginya harga surat utang negara (SUN) memicu sepinya lelang Selasa (15/4). Analis Millenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga mengatakan tren penurunan yield dalam beberapa pekan terakhir mengakibatkan harga surat utang pemerintah terus mengalami kenaikan.

"Salah satu yang mendorong kenaikan harga ialah agresifitas asing yang terus memburu SUN di pasar sekunder," ujar Desmon, Jakarta, Selasa (15/4).

Total permintaan dari investor dalam lelang kali ini hanya sekitar Rp 15,15 triliun atau lebih rendah dibandingkan rata-rata permintaan lelang sejak awal tahun yang mencapai Rp 29 triliun. Pemerintah kemudian memenangkan lelang sesuai target indikatif yang sebesar Rp 8 triliun.

Kendati demikian, pemerintah memenangkan yield yang jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan di pasar sekunder. Seri FR070 bertenor 10 tahun, misalnya yang dimenangkan dengan yield rata-rata tertimbang 7,8%. Yield tersebut lebih rendah dari yield di pasar sekunder yang sebesar 8%.

"Tren yield yang cenderung turun membuat pemerintah memiliki bargain yang cukup besar untuk menyerap penawaran dengan yield yang lebih kompetitif," tutur dia.

Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan mengatakan sepinya lelang SUN disebabkan masih minimnya sentimen positif di pasar obligasi. "Selain itu, minggu ini menjelang long weekend sehingga pasar cenderung sepi," kata Ariawan.

Ariawan memperkirakan pergerakan harga obligasi pemerintah akan cenderung stabil hingga akhir bulan ini. Menurut dia, Investor masih menanti hasil anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan atau APBNP yang biasanya dilakukan di bulan Mei sebelum melakukan transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×