kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kata analis BCA Sekuritas untuk saham-saham Grup Lippo


Minggu, 05 Mei 2019 / 19:32 WIB
Kata analis BCA Sekuritas untuk saham-saham Grup Lippo


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham emiten Grup Lippo menarik untuk dicermati. Terutama selepas laporan kinerja kuartal I 2019.

“Ada yang masih merugi meski jumlahnya bisa ditekan. Tapi ada juga yang untung, meski pertumbuhan labanya tipis saja,” kata analis BCA Sekuritas Achmad Yaki ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (3/5).

Bila kita tilik lagi kinerja perusahaan grup Lippo sepanjang kuartal I tahun ini, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Multipolar Tbk (MLPL) masih memimpin dalam hal kerugian yang dialami.

Nilai kerugian MPPA misalnya mencapai Rp 112, 6 miliar pada triwulan pertama tahun ini. Sedangkan pada kuartal I tahun lalu, kerugian perusahaan mencapai Rp 159,8 miliar.

Selanjutnya kita bisa lihat kerugian MLPL misalnya. Pada kuartal I tahun 2019 sendiri, kerugian perusahaan mencapai Rp 31,58 miliar. Bila dibandingkan kuartal I tahun lalu, kerugian perusahaan mencapai Rp 383,9 miliar.

Dari sekian perusahaan Grup Lippo, hanya beberapa perusahaan yang menarik untuk dicermati para investor. Di antaranya, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF, anggota indeks Kompas100 ini), PT Lippo Karawang Tbk (LPKR), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO, anggota indeks Kompas100 ini).

Secara fundamental, pada kuartal I 2019 ini misalnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR, anggota indeks Kompas100 ini) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,8 triliun atau tumbuh sebesar 12% dibandingkan kuartal I tahun lalu di mana pendapatan perusahaan pada rentang yang sama di tahun lalu mencapai Rp 2,5 triliun.

Meski begitu laba perusahaan sendiri turun menjadi Rp 50 miliar saja setelah sebelumnya di kuartal I tahun lalu mencapai laba sebesar Rp 132 miliar.

Sama seperti induk perusahaan, anak perusahaan pengembang megaproyek Meikarta yaitu LPCK mengalami kinerja cukup manis. Tiga bulan pertama tahun 2019 dijalani perusahaan dengan raihan laba sebesar Rp 151 miliar.

Jumlah itu meningkat dibandingkan kuartal I tahun lalu di mana perusahaan hanya mencatatkan laba sebesar Rp 80,79 miliar. Di satu sisi pendapatan perusahaan juga melesat mencapai Rp 399 miliar setelah pada periode yang sama di tahun lalu hanya sebesar Rp 310 miliar.

Atau coba tilik unit ritel perusahaan. Pendapatan PT Matahari Department Store (LPPF, anggota indeks Kompas100 ini) mencapai Rp 1,92 triliun dalam rentang waktu tiga bulan pertama tahun 2019. Jumlah itu turun dibanding kuartal I tahun 2018 yang mencatat pendapatan sebesar Rp 1,96 triliun.

Sedangkan laba yang diraih pun juga turun. Pada kuartal I tahun lalu, laba LPPF mencapai Rp 246,73 miliar. Sedangkan tahun ini hanya sebesar Rp 142,5 miliar.

Unit usaha rumah sakit Lippo Group, SILO juga mengalami pertumbuhan keuntungan yang lumayan. Pada kuartal I tahun lalu, laba yang diperoleh perusahaan hanya sebesar Rp 493 juta rupiah saja. Sedangkan dalam rentang yang sama di tahun ini, laba perusahaan melesat di angka Rp 3,32 miliar.

Pendapatannya sendiri mencapai Rp 1, 71 triliun pada kuartal I tahun 2019. Angka tersebut tumbuh bila dibandingkan kuartal I tahun 2018 sebesar Rp 1, 44 triliun saja.

Achmad menilai prospek bisnis keempat perusahaan grup Lippo tersebut menarik dengan aksi korporasi dan rencana ekspansi yang akan dilakukan. “Rencana rights issue LPKR dan LPCK serta pay off sebagian debt perusahaan saya kira bagus untuk mengurangi beban bunganya,” kata Achmad.

Selain itu rencana SILO untuk menambah empat rumah sakit baru di tahun 2019 dengan target EBITDA 1,4 triliun, ini bisa memperkuat kinerja keuangan SILO.

Asal tahu saja, laba SILO sendiri melesat cukup tajam bila dibanding kuartal I tahun lalu hanya sebesar Rp 493 juta.

Untuk unit ritel LPPF sendiri meski mengalami penurunan kinerja dibanding kuartal I tahun lalu, namun Achmad memproyeksikan kinerjanya akan terdongkrak pada kuartal II tahun ini.

“Momentum ramadan biasanya bisa menjadi momentum terdongkraknya kinerja perusahaan ritel,” katanya.

Sedangkan secara teknikal, Achmad Yaki merekomendasikan beberapa target price bagi keempat emiten grup Lippo tersebut.

Untuk LPPF, target harga Achmad Yaki berada di angka 4.280. LPKR berada di angka 340 dan target harga LPCK berada di angka 2.150. Sedangkan target price SILO berada di angka 5.275.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×