Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Mendekati Juni 2017, rupiah tergerus koreksi terbatas. Minimnya katalis dari dalam negeri turut membebani nilai tukar rupiah.
Di pasar spot, Selasa (30/5) valuasi rupiah terkikis 0,02% ke level Rp 13.323 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Hal ini sejalan dengan posisi rupiah di kurs tengah Bank Indonesia yang tergerus 0,17% di level Rp 13.336 per dollar AS.
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan saat ini fokus pelaku pasar tertuju pada peluang kenaikan suku bunga The Fed yang bisa terjadi pada FOMC Juni 2017 mendatang.
Optimisme pasar semakin tinggi setelah dirilis data prelim pertumbuhan ekonomi AS yang tumbuh positif akhir pekan lalu.
"Beberapa data AS yang akan rilis Selasa (30/5) malam juga diperkirakan tumbuh membaik hal itu bisa semakin menguntungkan USD," imbuh Rully.
Menurutnya jika data ekonomi AS terus memuaskan hingga pertengahan Juni 2017 nanti saat FOMC berlangsung maka rupiah akan cenderung tertekan.
Apalagi jika berkaca dari sisi internal yang minim katalis pendukung. Pasca rilis hasil S&P yang memuaskan beberapa waktu lalu, nyaris tidak ada katalis positif baru yang bergulir di pasar domestik.
"Hanya saja pelemahan rupiah terhitung terbatas karena memang fundamental domestik Indonesia stabil dan ini cukup positif," ujar Rully.
Ia memprediksi dengan besarnya pengaruh dari eksternal, rupiah akan berpeluang melanjutkan pelemahan terbatasnya pada Rabu (31/5). "Cenderung konsolidasi ke arah negatif," tebak Rully.
Nantinya yang bisa menjadi daya tahan tambahan bagi rupiah ketika harga minyak mentah dunia rebound lagi. Maka itu sesaat bisa menopang mata uang berbasis komoditas seperti rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News