kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kasus Covid-19 melonjak, begini prospek dan rekomendasi saham emiten semen


Minggu, 20 Juni 2021 / 10:15 WIB
Kasus Covid-19 melonjak, begini prospek dan rekomendasi saham emiten semen


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif Covid-19 di tanah air terus melonjak pasca Lebaran. Hari ini saja, tercatat sebanyak 12.990 kasus positif Covid-19 di Tanah Air. Dengan demikian, hingga hari ini sudah sebanyak 1.963.266 kasus positif corona di Indonesia. Sementara kasus aktif Covid-19 sampai hari ini sebanyak 130.096 kasus.

Melonjaknya kasus Covid-19 mendorong sejumlah daerah untuk memperketat pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) guna mencegah penularan virus. Tak ayal, sejumlah analis menilai hal ini bisa berdampak pada emiten semen.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi menilai, jika berkaca pada tahun lalu, melonjaknya kasus positif Covid-19 yang disertai pengetatan kegiatan masyarakat bisa dikatakan bakal menjadi sentimen negatif bagi industri semen nasional. Namun, hal ini tentu harus dilihat dalam horizon jangka panjang.

Yosua meyakini, apapun kebijakan yang dilakukan pemerintah, pada dasarnya dimaksudkan agar pandemi cepat selesai dan tidak berlarut-larut, sehingga ekonomi akan tumbuh. “Nah, tentu kalau pandemi lebih cepat berakhir, industri semen jadi lebih cepat pulih juga,” terang Yosua kepada Kontan.co.id, Jumat (18/6).

Baca Juga: Indocement (INTP) catatkan pejualan semen 900.000 ton pada Mei 2021

Senada, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Anissa Septiwijaya menilai, meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri memang dikhawatirkan akan mengganggu kinerja perusahaan semen, terlebih jika pemerintah kembali menerapkan lockdown, yang tentunya akan berpengaruh pada distribusi penjualan perusahaan semen.

Namun, Anissa masih menilai volume penjualan tahun ini akan lebih baik dari tahun 2020. Terutama jika dilihat dari kinerja sektor properti yang mulai menunjukkan pemulihan, yang didukung oleh stimulus dari pemerintah. “Kami memproyeksikan penjualan semen nasional tahun ini bisa tumbuh sekitar 4%-5% secara year-on-year (yoy),” terang Anissa, Jumat (18/6).

Sebagai perbandingan, volume penjualan semen domestik sepanjang 2020 tercatat sebesar 62,7 juta ton. Realisasi ini menurun 10,4% dari penjualan tahun 2019 yang mencapai 70 juta ton. Ini merupakan pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir.

Baca Juga: Kompak melemah, ini sentimen yang menyetir pergerakan saham perbankan hari ini

Dengan asumsi pemerintah mampu menekan penyebaran Covid-19, yang bermuara pada pemulihan ekonomi yang berangsur-angsur, Yosua meyakini konsumsi semen nasional pada semester kedua  akan tumbuh lebih besar dibandingkan pada semester pertama.  Terlebih, data menunjukkan konsumsi semen mulai tumbuh dalam beberapa bulan terakhir, setelah sebelumnya terus tertekan akibat pandemi.

Samuel Sekuritas memproyeksikan, penjualan semen nasional akan naik 6,0% secara yoy. Namun, angka penjualan tahun ini masih akan lebih rendah dibandingkan penjualan nasional di masa pra-covid (2019).

Samuel Sekuritas menyematkan rating netral untuk sektor semen, dari sebelumnya underweight. Adapun saham pilihan  di sektor semen yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan target harga Rp 16.250 dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan target harga Rp 13.050.

Senada, Anissa juga masih rekomendasikan beli saham SMGR dengan target harga Rp 15.700 per saham dan beli saham INTP dengan target harga Rp 15.900 per saham. 

Baca Juga: Kenaikan harga batubara berpotensi menggerus margin emiten semen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×