Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melonjaknya kasus Covid-19 di India belum berdampak pada proyeksi penjualan batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto menyebut, sejauh ini offtaker dan pembeli di India tidak ada yang melakukan koreksi harga maupun permintaan terhadap batubara.
“Sampai saat ini belum berpengaruh. Kontrak-kontrak masih sesuai dengan harga batubara yang membaik,” terang Suryo dalam paparan publik virtual, Jumat (2/5).
Sebagai gambaran, PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 3,99 triliun pada kuartal I-2021, turun 22,02% dari periode yang sama tahun 2020 yang mencapai Rp 5,12 triliun.
Secara rinci, penjualan ke India merupakan penyumbang pendapatan terbesar ketiga bagi PTBA, yakni sebesar Rp 288,06 miliar atau 7,21% dari total pendapatan. Di urutan pertama yakni penjualan ke pasar domestik sebesar Rp 2,6 triliun, disusul penjualan ke China sebesar Rp 463,65 miliar.
Toh sebenarnya, permintaan batubara di pasar domestik juga sudah membaik. Emiten pelat merah ini mengaku telah mendapat pelanggan baru di pasar domestik yang berasal dari pabrik pemurnian (smelter) alumina di Pulau Bintan.
Baca Juga: Kinerja Bukit Asam (PTBA) turun di kuartal I-2021
Selain itu, Suryo mengatakan, ekspor batubara PTBA juga sudah relatif full booked, yang menandakan peminat batubara PTBA cukup tinggi.
Emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini juga akan memperkuat penjualan ke pasar Filipina. “Kami menerobos lebih pasar Filipina. Karena jaraknya yang dekat, ini memberikan value yang bagus bagi PTBA,” sambung dia.
Berdasarkan laporan keuangan, penjualan ke Filipina mencapai Rp 187,94 miliar dan menjadi pasar terbesar keempat setelah India. Penjualan ke negara ini naik 397,6% dari sebelumnya yang hanya Rp 37,77 miliar di kuartal pertama 2020.
Peluang mengerek produksi
Bukit Asam menargetkan menjual 30,7 juta ton batubara tahun ini. Target ini naik 17,62% dari realisasi penjualan tahun sebelumnya yang hanya 26,1 juta ton. PTBA juga menargetkan kenaikan volume produksi, dari 24,8 juta ton di 2020 menjadi 29,5 juta ton di 2021.
Namun, Suryo mengatakan pihaknye membuka peluang untuk menaikkan target produksi menjadi 30 juta ton tahun ini, seiring dengan kebijakan pemerintah yang menambah kuota produksi.
Dus, pihaknya akan menjajaki rencana ini dengan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).
“Ini merupakan peluang bggi PTBA dan akan kami manfaatkan, setidaknya produksi bisa 30 juta ton di tahun ini minimal. Kami akan jajaki dengan Kemnterian ESDM. Ada peluang yang lebih besar, tetapi akan kami sesuaikan dengan angkutan,” pungkas Suryo.
Selanjutnya: Penanganan Covid-19 Membaik, Jangan Sampai Ada Lonjakan Gegara Mudik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News