Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali mencatatkan kinerja kurang memuaskan setelah ditutup melemah pada perdagangan Rabu (10/6). Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 13.980 per dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan demikian, kurs rupiah melemah 0,65% bila dibandingkan penutupan Selasa (9/6) yang berada di level Rp 13.890 per dolar AS.
Kompak, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga ditutup melemah. Mata uang Garuda ini ditutup turun 0,79% dibanding penutupan sebelumnya ke posisi Rp 14.083 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah melemah 0,64% ke Rp 13.980 per dolar AS pada akhir perdagangan Rabu (10/6)
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong menuturkan, pelemahan rupiah tidak terlepas dari sisi teknikal dan data ekonomi dari China yang sedikit di bawah harapan. Namun, dia memproyeksikan rupiah pada perdagangan besok, Kamis (11/6) berpeluang akan berkonsolidasi.
“Dari segi risk appetite global sudah mulai mereda ditambah lagi pelaku pasar masih akan menantikan hasil rapat FOMC. Pasar akan menantikan seperti apa kebijakan AS serta proyeksi ekonomi ke depan setelah pandemi virus corona membuat AS jatuh ke dalam resesi,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (10/6).
Sementara Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menilai rupiah besok berpeluang melanjutkan kembali pelemahan. Pasalnya dari dalam negeri jumlah pertambahan kasus corona dalam dua hari terakhir cukup mengkhawatirkan.
“Jumlah kasus baru positif virus corona telah lebih dari 1.000 orang per hari dalam dua hari terakhir. Hal ini menimbulkan kekhawatiran baik di pasar obligasi dan saham pada hari ini, dan masih mungkin berlanjut bila jumlah penambahan kasus kembali terjadi dalam jumlah besar,” papar Fikri.
Baca Juga: Pemerintah mempercepat penawaran ORI017, ini kata mitra distributor
Dengan kondisi tersebut, Fikri memperkirakan rupiah akan bergerak melemah dalam rentang Rp 13.900 - Rp 14.300 per dolar AS. Sementara Lukman menghitung rupiah masih akan berkonsolidasi pada level Rp 13.900 - Rp 14.000 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News