kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kas Vale Indonesia (INCO) akhir 2020 tinggi, begini rencana untuk sejumlah proyeknya


Kamis, 29 April 2021 / 18:47 WIB
Kas Vale Indonesia (INCO) akhir 2020 tinggi, begini rencana untuk sejumlah proyeknya
ILUSTRASI. Sejumlah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bakal membagikan dividen tunai senilai US$ 33 juta untuk buku tahun 2020, setelah absen membagikan dividen sejak yang terakhir kalinya di tahun buku 2014. 

Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto menjelaskan nilai tersebut setara 40% dari laba bersih 2020 yang dikantongi oleh INCO. Tahun lalu INCO mencatatkan laba bersih alias laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 82,82 juta. 

Bernardus atau akrab disapa Anto menjelaskan pertimbangan pembagian dividen ini adalah kas yang dimiliki INCO cukup tinggi pada akhir 2020 serta membaiknya harga nikel yang mendorong kinerja perusahaan membaik. 

Di akhir 2020 kas dan setara kas INCO tercatat sebesar US$ 388,68 juta, naik dari posisi awal tahun yang tercatat US$ 249,04 juta. 

Baca Juga: Bakal bagi dividen, simak rekomendasi saham Vale Indonesia (INCO)

"Pertimbangan pertama kas yang kita miliki di akhir 2020. Harga nikel baik dan kinerja perusahaan baik, kami akumulasi kas tinggi sampai akhir 2020," jelas Anto, Kamis (29/4). 

Hal lain yang menjadi pertimbangan INCO untuk membagikan dividen maksimal 40% dari laba bersih adalah kebutuhan biaya untuk pelaksanaan proyek strategis yakni Bahadopi dan Pomalaa. 

Anto menjelaskan, INCO memprediksi harga nikel di 2021 ini cukup rendah yakni di bawah US$ 14.000 per metrik ton, namun realisasi di kuartal I-2021 harga nikel sempat menyentuh US$ 15.000- US$ 17.000 per metrik ton. 

Adapun harga rata-rata penjualan Vale Indonesia di kuartal I-2021 tercatat sebesar US$ 13.912 per metrik ton, lebih tinggi dibanding kuartal IV-2020 atau pun secara tahunan yang masing-masing realisasinya US$ 11.891 per metrik ton dan US$ 10.428 per metrik ton.

Anto juga membenarkan bahwa saat ini Vale Indonesia masih mengawal penyelesaian negosiasi untuk proyek Bahadopi dan Pomalaa. Vale Indonesia menargetkan kesepakatan prinsip proyek Bahadopi bisa selesai pada tahun ini dan bisa berlanjut ke kesepakatan lain yang lebih detil dan segera bisa memulai proyek ini. Adapun final investment decision (FID) ditargetkan rampung pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. 

Sedangkan untuk proyek Pomalaa saat ini sudah sampai pada tahap negosiasi inti dan diharapkan FID pada tahun depan. 

"Sebenarnya Covid-19 hanya salah satu kendala. Karena ini proyek dengan modal sangat besar, secara teknis dan komersial memang negosiasi dengan partner tidak mudah dan akan memakan waktu. Belum lagi kami juga harus memastikan proyek ini selaras dengan tujuan ESG. Perijinan adalah hal lain yang cukup lama prosesnya. Semua hal tersebut menyebabkan target FID mundur," jelas Anto saat ditanya oleh Kontan, Kamis (29/4). 

Baca Juga: Mengenal Direktur Utama Vale Indonesia (INCO) Febriany Eddy

Adapun anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini dianggarkan oleh Vale Indonesia sebesar US$ 135 juta yang sebagian besar untuk proyek pembangunan ulang Furnace 4, peremajaan alat dan pembangunan proyek tambang. Anto mengatakan pembangunan ulang Furnace 4 yang tadinya ditargetkan pada Mei 2021 mundur menjadi di kuartal IV-2021 karena banyaknya tenaga ahli yang tidak bisa masuk ke Indonesia. 

Meski ada hambatan dalam pembangunan ulang Furnace 4, Anto mengatakan operasional Vale Indonesia di Maret-April 2021 mulai menunjukkan reliabilitas. Sehingga diharapkan pada akhir 2021 operasional Vale Indonesia cukup baik sehingga produksi cukup bagus. 

"Soal volume kami akan pertimbangkan baik-baik. Kami masih akan menggunakan target produksi yang sudah ada," imbuhnya. 

Vale Indonesia menargetkan produksi nikel di tahun ini sekitar 64.000 MT. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi produksi INCO yang mencapai 72.237 MT sepanjang 2020. Adapun realisasi produksi INCO di kuartal I-2021 adalah 15.198 MT dengan penjualan 14.847 MT. 

Selanjutnya: Vale Indonesia (INCO) akan membagikan dividen US$ 0,00333 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×