Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
Adapun untuk PANI, saat ini ingin melakukan rights issue untuk mengakuisisi 51% saham PT Bangun Kosambi Sukses (BKS) senilai Rp 6,49 triliun. PANI saat ini bergerak di bidang industri kemasan kaleng, serta mempunyai anak perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan hasil perikanan dan jasa pembekuan/penyimpanan di kamar pendingin. Niatan emiten melakukan ekspansi bisnis ke real estate menjadi sentimen positif yang membuat pergerakan harga saham meningkat.
Sementara itu, IATA melakukan aksi rights issue untuk akuisisi 93,33% saham PT Bhakti Coal Resources (BCR) dari PT MNC Investama Tbk (BHIT). IATA akan melakukan perubahan bisnis dari kegiatan bisnis utamanya dari pengangkutan udara niaga menjadi perusahaan investasi dan perusahaan induk, khususnya terkait industri batubara.
Menguatnya harga komoditas batubara menjadi sentimen positif untuk IATA. Mengingat, sejak tahun 2018 emiten itu terus membukukan rugi bersih, sehingga dengan perubahan bisnis berpotensi untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Adapun ke depannya, Andhika mencermati, emiten-emiten berbasis komoditas dianggap memiliki prospek yang masih menarik. "Invasi Rusia ke Ukraina menaikkan harga komoditas. Namun apabila Rusia dan Ukraina menemukan kata damai para pelaku pasar harus berhati-hati karena akan menurunkan harga komoditas," ujarnya Kamis (3/3).
Sementara untuk emiten-emiten yang melakukan aksi korporasi berupa ekspansi bisnis, pelaku pasar masih harus melihat perkembangan kinerja pasca melakukan perubahan bisnis ataupun melakukan akuisisi.
Senada, Wawan beranggapan, saham-saham yang menguat karena terdorong sentimen positif memang patut dicermati. Ia mencontohkan saham-saham berkaitan dengan komoditas batubara maupun bank digital. Keduanya dinilai berprospek positif sehingga tidak menutup kemungkinan adanya kenaikan harga saham sekaligus kapitalisasi pasar ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News