Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
Menurutnya hal itu juga akan berperan dalam pergerakan harga saham yang akan menentukan posisi kapitalisasi pasar setiap emiten.
Miftahul mencermati, AMMN yang baru saja masuk dalam deretan saham penghuni indeks LQ45 akan berdampak pada performa harga saham AMMN. Meski begitu menurutnya itu hanya bersifat short term momentum.
"Selain itu ada saham-saham penghuni indeks akan memiliki changes yang cukup tinggi untuk dikoleksi asing terlebih lagi jika arus dana asing (cash inflow) sudah kembali normal," ujarnya.
Baca Juga: Pembangunan Berkelanjutan dan ESG Bisa Jadi Sentimen Positif Emiten Hijau
Miftahul menambahkan masih patut dicermati bahwa secara valuasi AMMN sudah sangat tinggi. Meski begitu sentimen ini tetap akan berdampak positif pada kinerja harga saham AMMN hanya dalam jangka pendek.
Sementara itu Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee mengatakan fenomena turunnya saham BBRI hanya bersifat sementara karena adanya permasalahan internal. Menurutnya hal itu tidak dapat mewakili performa saham bank khususnya bank buku 4.
"Ada banyak informasi yang menekan BBRI terkait dana nasabah yang hilang dan berita BRI kalah di pengadilan terhadap nasabah, tapi ini fenomena jangka pendek dan dana yang hilang tidak signifikan terhadap profit BRI," jelasnya.
Baca Juga: Saat IHSG Ambles, Prajogo Pangestu Malah Semakin Kaya
Dengan begitu, Hans merekomendasikan untuk buy on weakness pada saham BBRI dengan target harga Rp 4.700 - Rp 4.800 per saham. Sedangkan Miftahul rekomendasi hold pada saham AMMN untuk sementara waktu.
Selain itu Miftahul juga merekomendasikan buy pada saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 6.000 per saham.
Sedangkan untuk big four bank Miftahul merekomendasikan hold saham BBCA, trading buy pada saham BBRI dengan target harga Rp 5.600 per saham, trading buy pada saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan tgarget harga Rp 5.675 dan hold saham BMRI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News