kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Kantongi Restu OJK, MNC Energy Investments (IATA) Siap Realisasikan Rights Issue


Sabtu, 22 Februari 2025 / 17:20 WIB
Kantongi Restu OJK, MNC Energy Investments (IATA) Siap Realisasikan Rights Issue
ILUSTRASI. PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) telah mengantongi pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) III. KONTAN/Daniel Prabowo/19/05/2011


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten energi dan tambang milik Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) III. 

IATA berencana melakukan penambahan modal dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. IATA akan menerbitkan maksimal sekitar 20,19 miliar saham seri B.

Jumlah tersebut setara dengan 44,44% dari modal disetor setelah PUT III dengan rasio pembagian 5:4. Artinya, setiap pemegang lima saham lama IATA akan memperoleh empat HMETD.

Baca Juga: Tahun 2024 Rights Issue dan Private Placement Capai Rp 49,91 Triliun

Sekretaris Perusahaan MNC Energy Investments Andi Tenri Dala Fajar bilang harga eksekusi HMETD sebesar Rp 63 per saham. Dengan demikian, IATA menargetkan penghimpunan dana segar hingga Rp 1,27 triliun.

"Seluruh dana yang diperoleh setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi terkait, akan digunakan sebagai modal kerja termasuk untuk melakukan trading batubara," jelasnya dalam keterbukaan informasi, Jumat (21/2).

Dari sisi prospek usaha, Andri bilang manajemen IATA meyakini bahwa bisnis batubara akan terus berkembang positif pada 2025. Ini didukung oleh permintaan yang stabil dan strategi operasional yang efisien.

Meki begitu, IATA masih akan dihadapkan pada fluktuasi harga kenaikan biaya bahan bakar, tarif royalti, peraturan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang baru dan serta biaya operasional lainnya.

IATA mengelola 6 IUP-Operasi Produksi di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, IATA secara aktif meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan batu bara serta terus mencari tambahan cadangan. 

Baca Juga: Emiten Harry Tanoe (IATA) Mau Rights Issue di Kala Kinerja Keuangan Turun Sejak 2022

Andi bilang pada 2025, IATA akan memaksimalkan produksi pada IUP milik PT Putra Muba Coal, PT Indonesia Batu Prima Energi dan PT Arthaco Prima Energy (APE), yang akan memberi kontribusi pertumbuhan bisnis IATA. 

Berdasarkan laporan Komite Cadangan Mineral Indonesia, IATA memiliki cadangan batu bara sebanyak 294,2 juta MT. Total tersebut diperoleh dari hanya sekitar 15% luas area penambangan IATA sebesar 51.982 Ha.

"Kami meyakini cadangan batubara akan terus bertambah seiring dengan proses eksplorasi menunjukkan tambahan cadangan terbukti, setidaknya sebanyak 600 juta MT untuk semua IUP," jelas Andi.

Selanjutnya: Kinerja Solid, Bank Mandiri Konsisten Jaga Stabilitas dan Kepercayaan Publik

Menarik Dibaca: Cegah Mata Kering, JEC Luncurkan Dry Eye Spa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×