Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal diperkirakan masih berpotensi tertekan pada perdagangan Kamis (11/8). Pasalnya, indikator teknikal indeks masih menunjukkan sinyal negatif.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities menjelaskan, IHSG mengkonfirmasi pola bearish harami candlestick pattern dengan pelemahan menguji support MA7 di level 5.406. Indikator stochastic dead-cross setelah konsolidasi cukup lama di area jenuh beli (overbought) dengan momentum RSI yang terlihat terus tertekan.
"Peluang IHSG tertekan masih cukup besar dengan range pergerakan 5.350-5.440," tulisa Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Rabu (10/8).
Seperti diketahui, Rabu (10/8), IHSG ditutup tertekan 16,34 Poin atau 0,30% dilevel 5.423,95 dengan volume yang cenderung moderate. Kendati begitu, asing masing mencatat net buy sebesar Rp 2,6 triliun.
Hari ini sektor pertanian berbalik menguat di saat tekanan menghantui sektor penyokong indeks seperti finance, consumer dan pertambangan.
Bursa Asia mayoritas ditutup melemah tipis. Saham Hong Kong Exchanges & Clearing yang merupakan perusahaan exchange terbesar di Asia turun 1,3% setelah mencatatkan laba semester pertama turun 27%. Indeks Industri di Jepang turun berkontraksi dengan ekspektasi di level -0,8% dari ekspektasi naik 0,3% menambah sentimen negatif yang terjadi pada hari ini.
Bursa Eropa dibuka lebih lemah setelah utilitas terbesar di Jerman membukukan kerugian di semester pertama di tahun ini. Data Francis yang melaporkan penurunan dalam output industri dan turunnya harga minyak ke US$ 42 per barrel menjadi faktor lain tekanan di Bursa Eropa.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang akan mempengaruhi pasar masih seputar pinjaman baru dan persediaan uang di China serta indeks harga export import di AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News