Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi sempat mendapatkan sentimen positif ketika pandemi Covid-19 semakin parah serta pengembangan vaksin Covid-19 dilakukan. Namun, dengan vaksinasi yang semakin masif serta mulai meredanya kasus Covid-19, pergerakan saham emiten farmasi mulai ikut melandai.
Walau demikian, analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya menuturkan sektor farmasi masih akan memiliki prospek yang menarik ke depannya. Dia meyakini, prospek kinerja sektor farmasi akan tumbuh positif seiring dengan membaiknya permintaan obat-obat resep.
Rendy bilang, selama pandemi Covid-19 berlangsung, volume pasien di rumah sakit mengalami penurunan seiring berkurangnya kunjungan pasien. Hal ini pada akhirnya ikut menyebabkan permintaan terhadap obat-obat resep ikut berkurang.
“Oleh sebab itu, dengan menurunnya kasus Covid-19 dan membaiknya mobilitas masyarakat, diharapkan jumlah volume pasien yang ke rumah sakit akan ikut membaik. Hal ini akan berdampak positif terhadap permintaan obat resep ke depan,” kata Rendy kepada Kontan.co.id, Sabtu (23/10).
Baca Juga: Simak rekomendasi saham beberapa saham yang bakal rights issue ini
Selain dari potensi membaiknya permintaan obat resep, Rendy juga melihat produk-produk kesehatan yang bersifat preventif seperti suplemen dan vitamin juga akan mengalami kenaikan permintaan. Apalagi, nantinya akan semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pola hidup sehat serta menjaga kondisi tetap fit selama pandemi Covid-19 maupun setelahnya.
Sementara dari sisi risiko, Rendy melihat faktor yang mungkin menghambat kinerja emiten farmasi adalah bahan baku. Hal ini sejalan dengan mayoritas bahan baku untuk pembuatan obat-obatan masih diimpor.
Dengan demikian, menurutnya, stabilitas nilai tukar rupiah adalah faktor yang penting. Ketika rupiah mengalami pelemahan tajam, maka modal untuk bahan baku akan jadi lebih mahal dan bisa jadi katalis negatif untuk kinerja emiten farmasi.
“Sehingga stabilitas nilai tukar rupiah juga penting untuk menjaga pertumbuhan kinerja yang solid,” imbuhnya.
Baca Juga: Sederet emiten ini lakukan buyback saham, begini rekomendasi dari analis
Adapun, saat ini Rendy menjadikan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebagai top pick Panis Sekuritas untuk emiten farmasi. Ia menilai, KLBF punya prospek maupun kondisi fundamental yang solid.
Hal ini didukung oleh neraca yang solid, lalu inisiatif terkait pengembangan berbagai produk terkait dengan Covid-19 dari obat-obatan hingga vaksin yang berpotensi menjadi sumber pendapatan baru ke depan. Di satu sisi, kinerja KLBF juga tumbuh tinggi khususnya pada segmen logistik dan distribusi.
“Untuk saat ini kami merekomendasikan untuk buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.850 per saham,” tutup Rendy.
Baca Juga: Perkuat bisnis digital, ini rekomendasi analis pada saham Kalbe Farma (KLBF)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News