Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Teka-teki mengenai latar belakang kenaikan harga saham PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) mulai terkuak. Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin (19/8), Direktur Utama IMAS Gunadi Sindhuwinata mengatakan, perusahaannya ingin menyelesaikan utang kepada krediturnya, dalam rangka memperbaiki posisi keuangannya.
"Kemungkinan akan berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di bursa," tulis Gunadi. Sayang, saat dikonfirmasi KONTAN, Gunadi tidak bersedia membeberkan rencana pelunasan utang yang dia maksud.
Dalam laporan keuangan semester pertama 2010, IMAS tercatat memiliki total kewajiban sebesar Rp 5,2 triliun. Sedangkan kas dan setara kas mereka senilai Rp 353,76 miliar. Jumlah aset lancar IMAS mencapai Rp 2,97 triliun.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih merekomendasikan hold (tahan) saham IMAS hingga benar-benar ada keterbukaan informasi yang jelas tentang rencana mereka ke depan.
Kemarin, BEI juga melepas suspensi yang dikenakan atas saham IMAS sejak Rabu (18/8). Lepas dari suspensi, pada akhir perdagangan kemarin, harga saham IMAS ditutup di Rp 2.800 per saham, naik 12% sejak penutupan pada 16 Agustus lalu di posisi Rp 2.500 per saham.
Saat ini, secara teknikal, Alfatih menaksir batas bawah (support) harga saham IMAS berada di Rp 2.200 per saham. Sedangkan batas atas atau resistance berada di posisi Rp 3.200 per saham.
Alfatih menilai, likuiditas saham ini relatif rendah sehingga memiliki risiko tersendiri bagi investor yang ingin masuk. "Masih ada potensi kenaikan harga saham, tetapi sangat terbatas," imbuhnya.
Sekadar mengingatkan, pendapatan IMAS pada semester I-2010 tercatat sebesar Rp 4,95 triliun. Pendapatan ini naik 59,16% daripada periode yang sama tahun 2009, sebesar Rp 3,11 triliun. Sedangkan, laba bersih IMAS dalam enam bulan pertama 2010 melonjak 157,57% menjadi Rp 209,28 miliar, dari Rp 81,25 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News