kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.070   4,24   0,06%
  • KOMPAS100 1.057   1,04   0,10%
  • LQ45 829   -1,69   -0,20%
  • ISSI 215   0,70   0,33%
  • IDX30 423   -0,88   -0,21%
  • IDXHIDIV20 513   0,07   0,01%
  • IDX80 120   -0,02   -0,02%
  • IDXV30 125   0,88   0,71%
  • IDXQ30 142   0,02   0,02%

Kabar pengembalian pengawasan bank ke BI tak berpengaruh ke saham perbankan


Jumat, 03 Juli 2020 / 19:22 WIB
Kabar pengembalian pengawasan bank ke BI tak berpengaruh ke saham perbankan
ILUSTRASI. Perlu atau tidaknya pengalihan pengawasan ini tentu akan dibutuhkan tinjauan lebih lanjut.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini mencuat kabar terkait rencana pemerintah Indonesia untuk mengembalikan regulasi sektor perbankan ke Bank Indonesia (BI). Sekarang ini pengawasan perbankan di Indonesia dipegang oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai, beredarnya kabar tersebut tak memberikan dampak yang signifikan terhadap saham-saham perbankan. Menurut dia, kalaupun kabar ini benar adanya pasti ada pertimbangan untuk pembagian tugas yang lebih baik. Suria bilang, untuk menilai perlu atau tidaknya pengalihan pengawasan ini tentu akan dibutuhkan study lebih dulu dan tidak dilakukan secara langsung.

"Jadi sebenarnya ini hanya pembagian tugas saja, yang pembagian tugasnya ada kemungkinan saat ini dianggap lebih baik pengawasan kembali lagi ke BI, kita harus lihat juga seperti apa. Bakal positif atau enggaknya tidak begitu berpengaruh untuk saham bank," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi diisukan kembalikan fungsi pengawasan bank ke BI, ini kata ekonom

Suria juga enggan berkomentar mengenai kinerja dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam pengawasan perbankan. Yang jelas, sambung Suria, sekarang ini perbankan tengah fokus dalam restrukturisasi akibat pandemi Covid-19.

Perbankan juga tengah konsentrasi terhadap teknis mengenai penempatan dana Rp 30 triliun di bank pelat merah yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) di tengah pandemi virus corona.

Selanjutnya, adanya peluang pemangkasan suku bunga acuan oleh BI juga menjadi salah satu sentimen yang dapat mempengaruhi pergerakan saham-saham perbankan ke depannya.

Suria menambahkan, pemangkasan suku bunga acuan akan memberikan dampak positif lantaran biaya bunga atawa cost of fund juga akan terpangkas. "Pemangkasan suku bunga acuan cukup memberi nafas untuk perbankan," tambah dia.

Baca Juga: Isu rush money berhembus, begini strategi perbankan untuk yakinkan nasabah

Memang, pada tahun ini merupakan tahun yang cukup berat untuk perbankan. Suria memprediksi kinerja perbankan bakal tertekan atau mengalami penurunan laba bersih dan menyusutnya pendapatan bunga.

Suria melihat bank-bank besar atau bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV masih mampu mencatat likuiditas yang baik. Makanya, ia menyarankan pelaku pasar untuk membeli saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp 32.000, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan target harga Rp 3.500, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan target harga Rp 6.000, dan Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan target harga Rp 7.000.

Baca Juga: BKF harap program penjaminan kredit modal kerja UMKM bisa dimulai pekan depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×