kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kabar BTEL menekan saham Grup Bakrie


Rabu, 05 September 2012 / 06:06 WIB
Kabar BTEL menekan saham Grup Bakrie
ILUSTRASI. WHO memprediksi kasus Covid-19 global akan menembus 200 juta dalam 3 pekan ke depan.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Tekanan jual atas saham emiten Grup Bakrie belum mereda. Mayoritas harga saham emiten Grup Bakrie kompak merosot, pada transaksi Selasa (4/9).

Anjloknya harga saham PT Bumi Resources Tbk, PT Berau Coal Energy Tbk dan PT Bumi Resources Minerals Tbk, memimpin koreksi emiten Grup Bakrie. Ketiga saham itu masuk dalam 10 besar saham penggerus Indeks Harga Saham Gabungan, kemarin.

Kejatuhan saham emiten Grup Bakrie antara lain dipicu oleh kabar mengejutkan dari PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). Operator telekomunikasi, pengusung merek Esia itu, mengumumkan penundaan pelunasai pokok dan bunga ke-20 Obligasi Bakrie Telecom I 2007. Surat utang itu jatuh tempo kemarin, dengan nilai total Rp 650 miliar.

Kabar penundaan pelunasan obligasi BTEL mencemaskan pasar. Dus, Bursa Efek Indonesia menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham dan obligasi BTEL, sejak sesi pertama perdagangan Selasa.

Ketika dikonfirmasi, Direktur Keuangan BTEL Jastiro Abi membenarkan hal tersebut. Tapi, menurut dia, Bakrie Telecom akan segera melunasi utang obligasinya. "Kami dalam proses pelunasan. Kreditur kami yang akan melunasinya," ujar dia.

Manajemen BTEL beralasan, 3 September 2012, bursa saham New York tutup karena libur nasional sehingga kreditur tak bisa bertransaksi. Jadi, pembayaran baru bisa dilakukankemarin, bersamaan tanggal jatuh tempo obligasi.

Analis AM Capital, Janson Nasrial berpendapat, BTEL memang pasti akan melunasi utang obligasinya. Tapi hal itu tak mempengaruhi struktur keuangan perseroan. Sebab, beban bunga pinjaman yang baru tidak terlalu banyak perubahan. "Beban keuangan akan tetap tinggi karena potential borrowing cost dan potential interest expense-nya tinggi," jelas Janson. Dia merekomendasikan jual BTEL dengan target 137.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai saham-saham emiten Grup Bakrie tidak pas untuk investasi jangka panjang. Saham ini hanya cocok untuk trading. "Saya hanya mau beli apabila harganya sudah di level paling bawah secara psikologis," ungkap dia.

Satrio mencontohkan, saham BUMI bisa dikoleksi jika harganya memasuki area 380 hingga 500. Trader juga bisa masuk ke saham ENRG jika harganya di bawah 55. Kemudian, saham BRMS akan menarik untuk trading jika harganya di bawah 400 dengan peluang beli di level 300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×