Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah investor pasar modal Indonesia masih terus bertambah setiap tahunnya. Namun tampaknya pertumbuhan investor sudah tidak melaju terlalu kencang.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan jumlah investor pasar modal mencapai 13,43 juta per 9 Agustus 2024 atau tumbuh 18% secara year to date (YtD) dari posisi akhir 2023 sebesar 12,16 juta investor.
Namun pertumbuhan investor itu tak sejalan dengan keaktifan investor. Per 9 Agustus 202, investor aktif tahunan BEI mencapai 142,6 ribu. Padahal di 2023, investor aktif tahunan BEI mencapai 143,7 ribu.
Pada 2022, investor aktif tahunan BEI mencapai 181,2 ribu dengan jumlah investor mencapai 10,31 juta. Angka tersebut masih lebih rendah dari 2021, yang mencapai 198,1 juta.
Baca Juga: BNP Paribas AM dan HSBC Luncurkan Reksadana Menyasar Sektor Teknologi Global
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menyampaikan berakhirnya status pandemi mendorong aktivitas perkantoran atau Work From Office (WFO) berimbas pada aktivitas investor.
"Peningkatan aktivitas perkantoran secara luring yang akhirnya berdampak pada akhirnya berdampak pada penurunan aktivitas investor," jelas Iman, Senin (13/8).
Penurunan aktivitas investor juga sejalan dengan merosotnya nilai Rata-Rata Transaksi Harian (RNTH). Hingga akhir perdagangan Selasa (13/8), RNTH di BEI mencapai Rp 11,74 triliun.
Jika dibandingkan posisi akhir tahun lalu, RNTH BEI sebenarnya mengalami. Adapun sepanjang 2023, RNTH di pasar modal Indonesia mencapai mencapai Rp 10,75 triliun.
Namun capaian di 2023 itu masih lebih rendah atau turun sekitar 26,8% ketimbang posisi 2022. Untuk pembanding, RNTH di BEI mencapai Rp 14,70 triliun.
Dalam rangka peningkatan investor dan pendalaman pasar, BEI telah menyiapkan beberapa strategi. Salah satunya dengan meluncurkan produk baru, yaitu Single Stock Futures (SSF).
Baca Juga: Tumbuh 11%, Investor Pasar Modal Capai 13,45 Juta per 9 Agustus 2024
BEI resmi melakukan soft launching terhadap SSF pada 12 Agustus 2024. Hingga saat ini, investor baru bisa melakukan transaksi futures melalui PT Binaartha Sekuritas.
"SSF sudah bisa ditransaksikan, investor sudah bisa memasang posisi short ketika pasar dalam kondisi bearish. Kami harapkan bisa grand launching di September," kata Iman.
Iman bilang di bursa lain, transaksi SSF bisa mendorong likuiditas transaksi. Bahkan produk kontrak berjangka ini bisa berkontribusi terhadap likuiditas antara 2%–17% dari total transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News