Reporter: Dupla Kartini | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SURAKARTA. Jumlah investor saham di pasar modal Indonesia sudah mencapai 827.000 berdasarkan single investor identification (SID) atau nomor tunggal identitas investor per 15 November 2018. Jumlah tersebut sudah bertambah 198.509 atau sekitar 31,58% dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang berjumlah 628.491 SID.
Hasan Fawzi, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, target penambahan jumlah investor tahun ini dipatok sebesar 130.000 investor.
Menurut Hasan, sebenarnya target itu tidak mudah bagi BEI. Sebab, selama ini tidak pernah mencapai jumlah tersebut. "Tapi data terakhir saja sudah hampir 200.000, kami yakin dalam waktu dekat menembus target itu," kata Hasan dalam Media Gathering Pasar Modal di Surakarta, Jumat (16/11).
Sementara, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, total SID di pasar modal, termasuk obligasi negara (SBN) dan reksadana per akhir Oktober 2018 mencapai 1.884.657. Jumlah itu naik sekitar 67% dibandingkan angka SID pada akhir tahun lalu. Pertumbuhan total SID pada tahun ini sudah melampaui pencapaian tahun lalu yaitu 37%.
Pulau Jawa masih mendominasi porsi investor sekaligus aset. Jumlah investor di wilayah ini mencapai 73,78% dari total investor pasar modal. Dus, nilai asetnya pun yang terbesar, yaitu Rp 2.049,90 triliun atau setara 95,83% dari total aset. Di wilayah ini, DKI Jakarta berkontribusi 85,17% dari sisi aset dan 26,31% SID.
Pertumbuhan tertinggi jumlah investor pemilik efek tahun ini di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kenaikan sebesar 90,74%. Diikuti, Maluku Utara dan Kalimantan Utara dengan kenaikan jumlah investor masing-masing 88,84% dan 82,68%.
Peningkatan terbesar dari jumlah aset ditorehkan Sulawesi Barat sebesar 65,68%. Selanjutnya, Riau dengan pertumbuhan 52,59% dan NTB sebesar 49,52%.
Menurut Hasan, bursa tak sekadar mengejar pertumbuhan investor, namun juga peningkatan investor yang aktif bertransaksi. Sejauh ini, pertumbuhan investor aktif sudah mencapai 27%, alias melampaui target yang dipatok di tahun ini sebesar 25%.
Investor anak muda
Data KSEI juga memperlihatkan, anak muda alias usia 21 tahun-31 tahun mendominasi jumlah investor saat ini yakni 34,08%.
Menurut Direktur KSEI Syafruddin, dengan fakta tersebut, pihaknya berupaya mendukung bursa melalui berbagai cara. Seperti mempermudah syarat pembukaan rekening bagi investor muda. "Kalau dulu wajib KTP, sekarang sudah bisa dengan ID card untuk investasi reksadana," kata dia, Jumat.
Namun, kemudahan ini belum bisa diterapkan untuk investasi saham, sebab ada syarat-syarat lebih kompleks untuk efek ini. Selain itu, simplifikasi pembukaan rekening dana investor (RDI) juga diharapkan bisa membantu menggaet levih banyak investor muda.
Hasan bilang, pihaknya menangkap potensi besar di segmen anak muda. Untuk itu, BEI dan OJK berinisiatif mengemas produk yang bisa mengakomodir kebutuhan mereka. "Misalnya, membuat produk dengan dana investasi mulai Rp 100.000," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News