kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jual aset, ELTY mampu meraup laba bersih


Jumat, 27 September 2013 / 21:45 WIB
Jual aset, ELTY mampu meraup laba bersih
ILUSTRASI. Indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat melemah ke level 6.719 pada pembukaan Kamis (19/5). Sebelumnya IHSG menyentuh level 6.793. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) berhasil memperbaiki kinerja di paruh pertama 2013. Pendapatan ELTY terdongkrak dari penjualan aset-aset. Dari laporan keuangan hingga Juni 2013, pendapatan ELTY naik 151,84% year on year (yoy) menjadi Rp 2,33 triliun dari sebelumnya Rp 926,36 miliar.

Pendapatan itu mendorong laba bersih ELTY menjadi Rp 707,76 miliar dari sebelumnya rugi bersih Rp 81,16 miliar. Laba per saham pun naik menjadi Rp 16,26 dari Rp 2,71 per saham di semester I 2012.

Lonjakan pendapatan ELTY berasal dari penjualan tanah, rumah dan apartemen, yang mencapai Rp 1,9 triliun. Manajemen ELTY dalam laporan keuangan itu menyebutkan, ELTY antara lain menjual tanah ke PT Sinar Mas Teladan dan PT Pertamina.

ELTY menjual tanah seluas 35.630 m² di Kelurahan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan ke Pertamina, senilai Rp 802,22 miliar. Anak usaha ELTY, PT Bakrie Pangripta Loka (BPLK), juga menjual 20 bidang tanah seluas 2.085,14 m² di Setiabudi kepada anak usaha PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Sinar Mas Teladan dengan harga jual Rp 75,75 miliar.

Lalu pada 18 Maret 2013, anak usaha ELTY lain yakni PT Superwish Perkasa (SP), juga menjual tanah seluas 23.829 m² di lokasi yang sama ke Sinar Mas Teladan seharga Rp 865,68 miliar.

ELTY juga menjual beberapa aset lain, seperti Bali Nirwana Resort (BNR). ELTY melepas seluruh saham di BNR kepada anak usaha MNC Grup, PT MNC Land Tbk (KPIG). Total seluruh transaksi itu Rp 1,71 triliun. ELTY sudah mendapatkan duit segar Rp 757,57 miliar. Sisanya, KPIG akan mencicil dalam setahun.

Meski di atas kertas kinerja membaik, tapi ELTY masih belum lepas dari belitan utang yang menggunung. Utang bank jangka panjang ELTY malah naik menjadi Rp 921,46 miliar, dari sebelumnya Rp 797,6 miliar. Total liabilitas ELTY juga naik 20,54% menjadi Rp 7,32 triliun. Akibatnya, debt to equity ratio (DER) ELTY melompat menjadi 0,91 kali dari 0,66 kali secara year-on-year (yoy).

Restrukturisasi utang

Gara-gara utang ini pula, ELTY terjerat kasus hukum. Belum lama ini, ELTY mendapat gugatan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Permohonan tersebut datang dari The Bank Of New York Mellon cabang London. PKPU tersebut, diajukan melalui Pengadilan Jakarta Pusat, 2 September 2013, terkait utang obligasi ELTY senilai US$ 155 juta yang terbit pada 23 Maret 2010.

Namun, ELTY dapat bernafas lega lantaran Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menolak permohonan PKPU yang diajukan oleh Bank of New York Mellon. Yudy Rizard Hakim, Chief Corporate Affairs Officer ELTY bilang, ELTY masih berupaya menempuh negosiasi dalam proses restrukturisasi obligasi sejak April 2013. "Tidak bisa melakukan negosiasi restrukturisasi jika proses hukum masih dalam status berperkara di pengadilan," jelas dia.

Reza Nugraha, analis MNC Securities mengatakan, pendapatan ELTY di semester I 2013 memang melejit. Namun, pendapatan itu belum sebanding dengan utang ELTY yang harus dibayarkan. Dalam laporan keuangan disebutkan, untuk mendongkrak likuiditas, ELTY berencana mendapatkan fasilitas pinjaman baru dengan bunga yang lebih rendah. ELTY juga akan mendivestasi aset yang memiliki tingkat pengembalian rendah dan turnover yang lambat.

"Banyak aset yang dijual dan utang yang banyak, pendapatan jangka panjang semakin tidak jelas," kata Reza. Menurut dia, investor meragukan prospek ELTY karena kini aset yang dimiliki ELTY makin terbatas. ELTY pun minim ekspansi karena sibuk membayar utang. Dus, prospek jangka panjang kurang menarik. Begitu pula dengan kinerja sahamnya. Sampai saat ini, bursa masih mensuspensi saham ELTY. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×