Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah menyiapkan dana maksimal Rp 75 miliar untuk pembelian kembali (buyback) sekitar 572 juta saham milik perusahaan.
CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan perusahaannya mantap melakukan buyback karena memiliki kondisi keuangan yang sehat. Di mana saat ini rasio utang bersih terhadap ekuitas hanya sekitar 21% serta didukung oleh pendapatan berulang dari Siloam Hospitals.
Baca Juga: Lippo Karawaci buyback saham untuk menjaga kinerja positif
"Pembelian kembali ini dilaksanakan pada saat yang tepat karena kami menemukan harga saham yang menarik serta penggunaan kelebihan uang kas secara bijaksana. Kami tetap optimistis dengan fundamental perseroan, terutama bahwa sebagian besar dari pendapatan kami bersifat recurring yang didukung oleh Siloam Hospitals," jelas John Riady dalam keterangan resmi yang dikutip Kontan.co.id, Kamis (2/4).
Buyback dilakukan karena ada diskon yang menarik terhadap net asset value (NAV) atau nilai buku aset ketika beberapa proyek akan diserah-terimakan pada tahun 2020. Proyek tersebut termasuk Fairview dan Menara Hillcrest di Karawaci dan Holland Village Jakarta.
Lippo Karawaci akan menggunakan cadangan kas yang diklaim cukup kuat setelah beberapa aksi korporasi yang berhasil dilakukan baru-baru ini.
Termasuk di antaranya adalah penerbitan obligasi lima tahun pada saat yang tepat, perubahan strategi lindung nilai (hedging) pada saat yang tepat serta penjualan sahamnya di First REIT.
Baca Juga: Keluarga Riady Beli Satu Miliar Saham Lippo Karawaci Saat Harga Saham LPKR Anjlok
Aksi buyback ini dinilai akan membantu menstabilkan harga saham Lippo Karawaci dan manajemen yakin hal ini merupakan kebijakan penggunaan kelebihan uang kas yang terbaik. Rencana tersebut diperkirakan memiliki dampak yang tidak material terhadap biaya operasional LPKR.
Selain itu, pembelian kembali juga diperkirakan tidak mengurangi pendapatan. LPKR yakin bahwa pembelian kembali tidak akan memberikan dampak yang material pada aktivitas bisnis perseroan telah memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk mendukung operasional, serta untuk melaksanakan transaksi tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News